7.5 C
New York
Friday, April 19, 2024

Tugu Dayok Mirah di Siantar Mendapat Tanggapan dari Budayawan dan Himapsi

Pematang Siantar, MISTAR.ID

Tugu Dayok Mirah, yang terletak di perempatan Rambung Merah Kelurahan Asuhan Kecamatan Siantar Timur Kota Pematang Siantar, mendapat tanggapan dari seorang Budayawan Simalungun.

Budayawan itu adalah Sultan Saragih, Ketua Sanggar Budaya Rayantara. Menurutnya, dibanding Tugu Dayok Mirah, lebih tepat dibuat Tugu Manuk Sihulabu yang merupakan ayam milik pendiri Kerajaan Siantar, Partiga-tiga Sipunjung.

Seperti disampaikan Sultan Saragih ketika dimintai tanggapan terkait Tugu Dayok Mirah yang dibangun oleh pihak Pemerintah Kota (Pemko) Pematang Siantar melalui Dinas Tata Ruang Permukiman (Tarukim) sekarang jadi Dinas Perumahan Rakyat dan Kawasan Permukiman (PRKP), pada tahun 2019 lalu.

“Dayok si-Mirah itu dalam tradisi Simalungun bagian dari ritus untuk adat istiadat, baik kepada leluhur, maupun ke ritus peralihan kehidupan lainnya. Jadi, ritus kepada leluhur itu ada empat,” ungkapnya.

Baca juga : Bupati: Banyak Objek Cagar Budaya Simalungun Belum Teridentifikasi

Dayok si-Mirah, kata Sultan, sesajian untuk Panglima. “Untuk memberikan penghormatan kepada pengawal raja dan pelindung masyarakat huta sehingga diberi kemampuan perang yang kuat,” ujarnya.

Kemudian, lanjut Sultan, ada Dayok Silopak (Putih) sesajian untuk Kebenaran dan Kesucian. “Sesajian ini untuk habonaron dan kesucian, artinya tidak membela yang mana pun, kecuali hanya kebenaran,” jelasnya.

Lalu, kata Sultan, ada Dayok Sabur Bittang. “Ini sesajian agar masyarakat huta (kampung) dibimbing sama terangnya dengan susunan bintang di langit semesta,” tutur alumni Fakultas Geografi Jurusan Penginderaan Jauh Universitas Gajah Mada (UGM) itu.

Selanjutnya, kata Sultan, ada Dayok Jarum Bosi. “Ini sesajian untuk Batara Guru yang memberikan pengetahuan, penyembuhan, seni dan adat sehingga orang yang diberikan menjadi panukunan atau tempat bertanya,” ujar Sultan yang mendapat pengetahuan itu dari Pengasuh Sanggar Budaya Rayantara, Oppung Raminah Garingging.

“Jadi dayok mirah yang ada di tugu simpang rambung merah itu adalah bagian dari ritus yang empat tadi. Tapi, kalau ingin memperlihatkan historis tentang Siantar, ada legenda atau cerita mengenai manuk sihulabu. Manuk Sihulabu ini, ayam jago bertarung yang dibawa oleh pendiri kerajaan Siantar,” tuturnya.

Pendiri Kerajaan Siantar itu, kata Sultan, adalah Oppung Partiga-tiga Sipunjung. “Manuk Sihulabu menang dan menewaskan ayam milik Raja yang merupakan penguasa di Pulau Holang yaitu Pematang yang sekarang. Setelah Manuk Sihulabu menang, sesuai perjanjian, wilayah itu diberikan kepada Oppung Raja Partiga-tiga Sipunjung, wilayah itulah yang kemudian menjadi pusat kerajaan Siantar,” kisahnya.

Kembali kepada pembangunan tugu yang ada di Simpang Rambung, kata Sultan, bila Pemerintah Kota (Pemko) Pematang Siantar ingin mendirikan tugu yang bercerita mengenai sejarah Kota Pematang Siantar pada jaman Kerajaan dulu, maka di sana lebih baik dibangun Tugu Manuk Sihulabu.

“Tugu itukan landmark, jadi kalau ingin memperkenalkan Kota Pematang Siantar, lebih tepatlah kalau disitu dibuat Tugu Manuk Sihulabu, agar masyarakat dapat lebih mengetahui siapakan pendiri kerajaan Siantar dan bagaimana itu diperoleh Oppung Partiga-tiga Sipunjung,” tukas Sultan yang mengaku tidak tahu mengapa Pemko Pematang Siantar memilih membangun Tugu Dayok Mirah daripada Tugu Manuk Sihulabu.

Terkait Tugu Dayok Mirah yang lebih tepat dibuat Tugu Manuk Sihulabu. Hal senada juga disampaikan oleh Ketua Himpunan Mahasiswa dan Pemuda Simalungun (Himapsi) Kota Pematang Siantar, Dedi Wibowo Damanik yang menyebut bahwa Raja Partiga-tiga Sipunjung adalah Raja Namartuah Damanik yaitu Raja Pertama Kerajaan Siantar.

Baca juga : Mengkaji Ulang Hari Jadi Kota Pematangsiantar: Sang Naualuh, Pendiri atau Pejuang Kerajaan Siantar?  

“Melihat dari sisi historis, Raja Namartuah Damanik ini memiliki ayam jantan yang disebut Dayok (manuk) Sihulabu. Sehingga, untuk merebut dan mempertahankan kekuasaan, Raja Namartuah dengan gelar Partiga-tiga Sipunjung melakukannya dengan berlaga ayam. Raja Namartuah Damanik dari dinasti kerajaan Nagur adalah Raja pertama di Pematang Siantar. Kita juga sependapat, bahwa tugu Dayok Mirah belum tepat disebutkan sebagai icon kota. Mengingat Dayok Mirah ini adalah kuliner khas etnis Simalungun dalam prosesi budaya dan adat istiadat. Jadi, menelusuri sejarah yang ada, lebih tepat yang menjadi icon kota adalah Dayok Sihulabu. Sebab, Dayok Sihulabu inilah yang juga memiliki peran penting di kerajaan Siantar dahulunya,” tuturnya. (Ferry /hm19)

Related Articles

Latest Articles