18.8 C
New York
Tuesday, May 14, 2024

Survei BPS Sebut Wanita Lebih Patuh Prokes, Begini Kata Warga Siantar

Pematangsiantar, MISTAR.ID

Survei Badan Pusat Statistik (BPS) hingga Oktober 2020, tingkat kepatuhan perempuan menggunakan masker mencapai 98,8 persen dibandingkan pria yang hanya 88.5 persen yang patuh menggunakan masker saat ke luar rumah.

Dari respon yang dikumpulkan, laki-laki dan anak muda cenderung kurang patuh dengan protokol kesehatan (Prokes) yang dianjurkan pemerintah, sedangkan perempuan justru lebih mudah cemas dengan segala hal terkait Covid-19.

Hasil responden dari para lelaki tersebut menyebutkan, alasan mereka tidak menggunakan masker adalah, karena tidak ada sanksinya. Hal ini menjadi alasan untuk tidak menerapkan Prokes.

Baca Juga: Bertambah 10 Orang Terpapar Covid-19 di Toba, Ingat Pakai Masker!!!

Padahal pada tanggal 13 Juli 2020, Wali Kota Pematangsiantar Hefriansyah Noor telah mengeluarkan Peraturan Wali Kota (Perwali) No,19 Tahun 2020 tentang Pencegahan dan Penanganan Covid-19.

Dalam Perwa itu, terdapat sanksi tegas kepada warganya yang tidak menggunakan masker saat beraktivitas di luar rumah. Hal itu diatur dalam Pasal 5 ayat 2 poin b. Warga yang tidak menggunakan masker ataupun mematuhi protokol kesehatan dikenai denda dari Rp50 ribu hingga Rp250 ribu.

Juga diharapkan, penerapan sanksi sosial bagi masyarakat yang melanggar protokol kesehatan pencegahan Covid-19 dianggap efektif dan memberikan efek jera.

Baca Juga: 4.500 KTP Warga Disita Akibat Tak Pakai Masker

Justru sebaliknya, menurut warga yang diwawancarai menyatakan, Perwali yang terkait implementasi Covid-19 ini nyaris tak tersentuh, bahkan peraturan terkait juga kurang populer di mata masyarakat.

“Dulu, ketika Perwali dikeluarkan, masyarakat khawatir kalau keluar rumah tidak pakai masker. Tapi sekarang, lihat aja sendiri, banyak warga sudah mulai lupa akan protokol kesehatan itu,”kata Jeckson Silalahi, ketika ditemui sedang antri di salah satu mesin ATM di Jalan Merdeka, Pematangsiantar, Sabtu (19/12/20).

Selama beberapa hari, lanjutnya, pernah dilakukan operasi yustisi, operasi tersebut memberikan sanksi kepada masyarakat Kota Pematangsiantar yang keluar rumah tidak memakai masker. Alhasil, banyak masyarakat takut dan patuh pakai masker. Tapi, akhir-akhir ini masyarakat mulai lalai dalam menggunakan masker.

Baca Juga: Jelang Nataru, PT KAI Perketat Protokol Kesehatan pada Penumpang

“Meski situasi saat ini jauh lebih baik dibandingkan saat awal kemunculan pandemi ini, perubahan perilaku dalam menjalankan protokol kesehatan harus terus ditingkatkan. Pemerintah pun harus tetap mengkontrol warganya yang kurang memahami akan pentingnya menjalankan Prokes,” tegas pria tersebut.

Beda dengan Armen (45). Dia sadar bahwa masker adalah tindakan yang direkomendasikan secara luas oleh otoritas kesehatan untuk membantu mencegah penyebaran Covid-19, tapi ia sering mengabaikannya.

“Saya ada penyakit asma, jadi kalau pakai masker sering sesak begitu. Namun, masker tetap saya tempel diwajah, tapi sesekali saya lepas. Jika berbicara pada teman atau orang lain, saya kenakan kembali,” pungkasnya.

Ada pula yang mengatakan kalau di alam bebas seperti tempat umum, masker tidak perlu digunakan.

“Ini kan ditempat terbuka, pasti tak ada corona. Yang penting jaga jarak aja, tak pakai masker, tidak masalah,”ujar Alex, pelajar tingkat SMA yang sedang nongkrong di taman bunga usai menerima rapor.

Pria lebih jarang memakai masker, dan salah satu alasan utamanya adalah mereka lebih cenderung percaya bahwa mereka relatif tidak akan terdampak oleh penyakit dibandingkan dengan perempuan.

Sehat itu bukan suatu kemewahan. Sehat itu murah, tapi menjadi mahal ketika sehat telah berubah menjadi sakit. Hal sederhana yang dapat kita lakukan di pandemi ini adalah tetap dirumah saja dan bijak dalam menggunakan masker.(yetty/hm02)

 

 

 

 

Related Articles

Latest Articles