5.5 C
New York
Friday, April 26, 2024

Strategi Toko Buku Harmoni Bisa Tetap Bertahan di Siantar

Pematang Siantar, MISTAR.ID

Di tengah kian menurunnya pembeli buku fisik, beberapa toko buku memilih untuk menutup dagangannya. Berbeda dengan toko buku Harmoni di Siantar yang memilih bertahan di tengah pasang surutnya penghasilan berjualan buku.

Kepala Toko Buku Harmoni di Pematang Siantar, Herman mengatakan pihaknya memilih untuk mempertahankan toko buku karena menurutnya setiap berbisnis memang memiliki risiko.

“Dalam berbisnis apa pun harus mengetahui dan siap dengan risiko yang ada. Jadi naik turun itu hal biasa. Tapi apa pun itu, kita tetap melakukan upaya untuk bertahan,” tuturnya kepada mistar.id, Selasa (11/7/23)  di toko buku Harmoni, Jalan Kartini, Siantar Barat.

Untuk mempertahankan bisnis toko buku ini, kata Herman, pihaknya melakukan banyak perubahan untuk segi marketing. Mulai dari metode lama, yaitu berupa menggelar pameran buku atau pemasaran secara modern.

Baca juga: Bank Indonesia Luncurkan Buku Pedoman Pengembangan Ekonomi dan Keuangan Inklusif

“Misalnya dengan mengikuti marketplace yang tersedia di Indonesia,” paparnya.

Menurutnya, sebagai pelaku bisnis penting untuk berkembang sesuai zaman dengan cara harus melihat peluang kedepannya. Kata Herman, mengingat kondisi sekarang yang penuh persaingan dan sedikit berkurangnya minat membaca di masyarakat, laba penjualan buku ikut berdampak.

“Memang pemasukan yang ada tidak semaksimal tahun-tahun sebelumnya. Namun, kami masih memilih mempertahankan toko buku ini,” tuturnya.

Kalau dari segi peminat di Kota Pematang Siantar masih lumayan banyak. Terutama anak sekolah.

Baca juga: Bedah Buku 37 Masalah Populer di Medan: UAS Ungkap Kesulitannya Saat Jadi Mahasiswa

“Di sini kalau peminat masih banyak. Terutama anak sekolah yang suka membaca buku, novel atau buku cerita,” ungkapnya.

Kalau peminat buku pelajaran memang mengalami penurunan. Sementara peminat cerita, buku menggambar, Al Quran, Alkitab, buku rukun-rukun Islam tetap banyak peminat.

Walaupun sekarang banyak aplikasi seperti aplikasi Al Quran, Alkitab atau kamus online, tetapi masyarakat masih banyak lebih memilih membeli buku fisiknya.

Baca juga: Dalam Buku Bertajuk Spare, Pangeran Harry Ungkap Kegelisahannya

“Contohnya dari buku pelajaran tentang teknik saja ataupun tentang pelajaran sudah kurang peminatnya,” ungkapnya lagi. (Abdi/hm20)

Related Articles

Latest Articles