18.6 C
New York
Monday, April 29, 2024

Pandemi Covid-19, Pangkas Heri Tetap Fokus Dan Mencintai Pekerjaannya

Pematangsiantar, MISTAR.ID

Pelaku usaha mikro, kecil dan menengah (UMKM) paling terdampak pandemi Covid-19. Banyak usaha yang terpaksa gulung tikar karena tak bisa bertahan di tengah hantaman virus corona. Namun begitu, ada saja inovasi dan strategi pelaku UMKM untuk bertahan di tengah badai Covid-19 ini termasuk di Pematangsiantar.

Herianto (35), Salah satu pelaku usaha yang tidak terdampak akibat perebakan virus corona. Memang usaha pangkasnya belum berdiri lama, hanya sekitar 4 tahun. Namun, pengalaman sebagai tukang pangkas tidak perlu diragukan lagi, sejak tahun 2000 lalu.

Kepada Mistar, pria yang sering dipanggil Heri ini mengaku usaha pangkas atau potong rambut miliknya tidak mendapat kendala apapun di masa pandemi Covid-19 ini. Bahkan, beberapa teman yang seprofesi dengannya terdampak negatif perebakan virus corona, diajak untuk bergabung di tempatnya.

Baca juga: Pelaku UMKM Siantar dengan Beragam Strategi Untuk Bertahan Hidup di Tengah Pandemi

Dalam sehari dia bisa mendapat pelanggan 20-30 orang. Bahkan di hari besar seperti hari raya keagamaan bisa mencapai 50 pelanggan. Setiap pelanggan dipatok Rp20 ribu untuk dewasa, pada anak-anak Rp15 ribu.

“Akibat Covid-19 ini pemerintah membuat peraturan mengenai pembatasan sosial yang menyebabkan turunnya aktivitas perekonomian kami tukang pangkas secara drastis, berakibat pada merosotnya permintaan potong rambut, maupun cukur,” ucapnya kepada Mistar di tempat usahanya jalan Sisingamangaraja dekat persimpangan Jalan Handayani, Kelurahan Bah Kapul, Kecamatan Siantar Sitalasari Pematangsiantar, Minggu (27/9/20).

Meski tak terdampak, ia tetap berusaha agar tetap dapat bertahan di tengah pandemi ini. Kendati begitu, dia melihat daya tahannya yang masih sangat kuat di tengah pandemi dikarena fokus dan mencintai pekerjaannya. Kedua hal ini yang membuat goncangan pandemi ini tidak mempengaruhi usahanya.

Baca juga: Informasi Bantuan UMKM Di Diskop Siantar Membingungkan Warga

“Dengan begitu daya tahan yang kuat tersebut juga harus dibarengi oleh kesabaran serta komunikasi pada pelanggan dengan baik dan ramah, tanpa membeda-bedakan suku, agama, maunya ras. Protokol kesehatan tetap diutamakan. Selesai beraktivitas di sini, sampai di rumah saya bersihkan diri dengan mandi, ganti pakaian, lalu bertemu dengan anak dan istri,”ujarnya.

Heri menambahkan, tidak perlu terlalu khawatir dan fokus membayangkan kegagalan-kegagalan yang mungkin akan terjadi. Apalagi situasi seperti sekarang, kalau semakin memikirkan kegagalan itu, justru jalan yang akan dijalani nantinya terasa terasa semakin berat.

Biasanya, dia libur setiap Kamis tiap minggunya. Berhubung pelanggan yang datang hendak potong rambut selalu antri, maka hari kami tetap buka namun waktunya dipercepat tidak seperti biasanya. Setiap hari kios potong rambut miliknya yang diberi nama “Heri” ini buka mulai pukul 09.00 sampai 22.00 WIB.

“Meskipun begitu, saya tetap musyawarah dengan istri di rumah. Sebab, saya juga harus membagi waktu kebersamaan dengan keluarga, terutama ibuku yang sudah tua,” pungkasnya.

Di masa pandemi ini pula, Heri mendapatkan rezeki tambahan. Para pelanggannya ada yang ingin potong rambut di rumah aja, dia bersedia untuk datang mengunjunginya. Dengan catatan harganya dipatok Rp50 ribu tiap sekali pangkas.

“Rezeki itu tidak akan kemana. Yang penting adalah niat yang benar-benar dengan hati memangkas para pelanggan, itu yang selalu saya utamakan. Layani mereka dengan baik dan nikmati sepenuh hati. Maka mereka akan datang kembali lagi,”tutup Heri. (yetty/hm09)

Related Articles

Latest Articles