27.3 C
New York
Tuesday, April 30, 2024

Meski Dilarang, Telur infertil Banyak Diperjualbelikan

Pematangsiantar, MISTAR.ID

Telur infertil atau telur HE (Hached Eggs) kini beredar luas di pasaran. Padahal jenis telur HE dilarang beredar di pasar, diatur dalam Permentan Nomor 32/Permentan/PK.230/2017 diatur tentang Penyediaan, Peredaran dan Pengawasan Ayam Ras dan Telur Konsumsi.

Dalam Bab III pasal 13 disebutkan, pelaku usaha integrasi, pembibit GPS, pembibit PS, pelaku usaha mandiri dan koperasi dilarang memperjualbelikan telur tertunas dan infertil sebagai telur konsumsi.

Dari penelusuran Mistar, telur infertil tersebut kini beredar luas di Kota Pematangsiantar, Kamis (7/5/20).

Anto, salah satu agen telur di Kota Pematangsiantar ini menjelaskan bahwa telur infertil sendiri umumnya berasal dari perusahaan-perusahaan pembibitan ayam broiler atau ayam pedaging. Di mana telur yang tidak menetas, seharusnya tak dijual sebagai telur konsumsi.

“Telur HE ini memang bukan untuk konsumsi, secara aturan dilarang dijual. Telur HE ini telur yang dibuahi pejantan, lalu tak menetas atau memang sengaja tidak ditetaskan,” ujar pria yang juga ikut perkumpulan agen telur di Pulau Jawa.

Dia juga mengakui sudah beberapa kali ditawari telur infertil dengan harga murah, namun ia menolaknya karena telur itu berasal dari telur yang tak terpakai atau produk buangan breeding, harga telur infertil ini sangat murah. Harga yang ditawarkan padanya hanya Rp125.000/ikat, dimana satu ikat terdiri 10 pak, atau sebutirnya Rp400. Hal ini jelas jauh di bawah harga telur ayam ras.

Anto memberitahukan cara membedakan telur HE dengan telur yang dikonsumsi. Telur ayam HE memiliki ukuran yang sama dengan telur ayam negeri. Ciri paling mencolok yakni warna telur yang lebih pucat atau putih. Sedang telur ayam peternak berwarna coklat atau putih agak kecoklatan.

“Telur ayam peternak bisa bertahan hingga 30 hari pada suhu normal. Sementara telur HE hanya bisa bertahan dalam waktu seminggu mulai dari perusahaan hingga konsumen, sehinga lebih cepat membusuk. Telur ayam ras lebih banyak vitamin dan Omega-3, sedangkan telur HE mengandung banyak bakteri,” jelasnya.

Beredarnya telur infertil di pasaran bisa jadi karena ulah oknum perusahaan breeding (pembiakan, red). Kenyataannya di lapangan, lanjut dia, telur HE banyak oknum perusahaan breeding memperjualbelikannya sebagai telur konsumsi dan dijual ke pasar.

Di salah satu pasar tradisional di Kota Pematangsiantar banyak penjual telur yang menjual telur HE, bahkan peminatnya pun tidak sedikit. Umumnya, alasan para pembeli karena harganya yang sangat murah dibandingkan telur ras.

“Di rumah saya, telur itu tidak bisa absen. Apalagi anak-anak kuat makan, apalagi libur sekolah, di rumah saja. Untuk berhemat, beli telur banyak aja. Apalagi telur tak mahal sekarang, sudah murah, besar-besar lagi,” tutur Suryati ketika membeli telur HE.

Penulis : Yetty
Editor : Jelita Damanik

 

Related Articles

Latest Articles