11.6 C
New York
Thursday, May 2, 2024

Harga Terigu Naik, Pendapatan Sebagian Produsen Roti di Siantar Turun Hingga 30 Persen

Pematang Siantar, MISTAR.ID

Harga tepung terigu yang mengalami kenaikan cukup signifikan membuat pendapatan sebagian produsen roti di Pematang Siantar mengalami penurunan hingga 30 persen. Meroketnya harga tepung terigu itu belum bisa dipastikan apa penyebabnya. Namun, kenaikan ini membuat produsen roti kebingungan.

Pasalnya, lonjakan harga terigu berdampak pada kenaikan harga roti. Sebab untuk pembuatan roti yang memang mengandalkan tepung terigu sebagai bahan baku utama.

Para produsen roti itu ada yang mengaku terpaksa menaikkan harga jual roti untuk mengantisipasi kerugian. Namun ada pula yang tetap bertahan hingga melihat situasi dan kondisi beberapa hari ke depan.

Baca Juga:Tepung Terigu Masih Mahal di Siantar

Kepala Produksi “Roti Garden” Rodia mengatakan, naiknya harga tepung di pasaran membuat pabriknya dilema. Sebab harus memutar otak agar usaha tersebut tetap berjalan tanpa menelan kerugian yang besar.

“Untuk menyiasati naiknya bahan pembuatan roti ini, kami mengurangi ukuran dan mencari bahan baku yang harganya miring namun tidak mengurangi kualitas roti yang diproduksi,” katanya, Selasa (26/7/22).

Bahkan, lanjut dia, harga roti yang diproduksinya di Jalan Bola Kaki, Kelurahan Banjar, Kecamatan Siantar Barat, Kota Pematang Siantar itu sempat naik sekitar Rp1.000 hingga Rp1.500 setiap bungkusnya menjadi Rp8.500. Namun, tidak lama kemudian, harga tepung terigu mengalami kenaikan kembali.

Menurutnya, kenaikan harga tersebut terjadi tak hanya pada tepung terigu. Tetapi juga bahan baku lainnya seperti tapioka, minyak goreng, dan lainnya.

Baca Juga:Penjualan Kue Kering Meningkat di Tengah Naiknya Harga Bahan Baku

“Udah minyak goreng masih mahal, harga tepung naik terus, tepung terigu dan tapioka sama. Merangkak (naik) lah pokoknya,” kata Rodia.

Ia mengungkapkan, harga terigu mengalami kenaikan sekitar Rp80 ribu per karung, yakni dari yang semula Rp170 ribu menjadi Rp250 ribu.

“Biasanya, kami menghabiskan sekitar 20 hingga 24 karung setiap harinya. Bahkan, akhir-akhir ini penjualan dari produk-produk kami mengalami penurunan hingga 30 persen,” ujarnya.

Berbeda dengan produsen roti yang lainnya di Jalan TVRI, Kelurahan Simarito, Kecamatan Siantar Barat, Kota Pematang Siantar. Mereka menjelaskan bahwa kenaikan harga tepung saat ini tidak terlalu berpengaruh terhadap penjualan produk-produk rotinya.

“Soalnya, harga bahan baku utama roti yaitu tepung juga masih berfluktuasi harganya di pasaran saat ini. Jadi masih perlu dipertimbangkan lagi untuk menaikkan harga roti yang kami produksi,” kata wanita berhijab itu.

Meski begitu, lanjut dia, tidak menutup kemungkinan pihaknya akan menaikkan harga produk mereka bila kenaikan harga tepung berlangsung lama. (yetty/hm12)

Related Articles

Latest Articles