12.3 C
New York
Sunday, May 12, 2024

Peta Politik di Sumut Jelang Pilpres 2024

Medan, MISTAR.ID

Komisi Pemilihan Umum (KPU) telah menetapkan nomor urut tiga pasangan calon presiden-calon wakil presiden yang digelar di Kantor KPU, Jakarta Pusat, Selasa (14/11/2023) malam. Penetapan nomor urut itu pun sebagai penanda genderang pertarungan sengit menuju Pilpres 2024 mendatang ditabuh secara resmi dan lengkap.

Pengamat Hukum dan Politik Sumatera Utara (Sumut), Warjio menilai Provinsi Sumut masih menjadi salah satu provinsi dengan jumlah suara terbesar di Indonesia.

Untuk itu, bagaimana strategi setiap calon bisa menarik simpati masyarakat untuk meraih kemenangan akan segera dilancarkan. Tujuannya jelas, mendulang suara pemilih sebanyak-banyaknya.

Baca juga:Capres-Cawapres Dikawal Masing-masing 74 Polisi

“Dari nomor urut kita beranjak. Bagaimana setiap calon memperkenalkan nomor urut mereka kepada masyarakat dengan cara-cara yang unik dan tentunya mampu menarik perhatian masyarakat. Hal sekecil itu pun sekarang dapat dilihat masyarakat,” ucapnya saat diwawancarai Mistar, Rabu (15/11/23).

Dosen Universitas Sumatera Utara (USU) itu kemudian mengatakan, peta politik perolehan suara juga dapat dilihat dari berbagai hasil survei di tiap masing-masing provinsi. Namun peta tersebut tidak bisa dijadikan sebagai acuan utama pasangan calon.

“Hasil survei yang dilakukan oleh berbagai lembaga masih sangat mungkin berubah. Peta politik sekarang jauh berubah, penuh dinamika. Meminjam istilah, pilpres kali ini masih penuh dengan drama-drama,” ucapnya.

Perubahan peta politik ke depan, kata dia, tergantung bagaimana kerja keras pasangan calon dan kesiapan tim-tim sukses untuk mengenalkan figur pasangan calon dan menarik perhatian calon pemilih.

“Apalagi dukungan yang berbeda-beda, tentu masing-masing calon dan timnya akan terus menarik dukungan kepada masyarakat luas,” sebutnya.

Baca juga:Safari Partai Politik, Kaesang Targetkan 1 Juta Kursi PSI di Sumut

Warjio menuturkan, berkaca dari hasil Pilpres sebelumnya, perolehan suara masyarakat juga dapat dijadikan sebagai instrumen kemenangan. Namun, sambungnya kembali, adanya salah satu calon yang merupakan anak kandung Presiden, memaksa pasangan lainnya berhitung ulang soal strategi untuk meraih kemenangan.

“Di sini akan diuji siapa yang unggul, masyarakat akan melihat figur tiap-tiap pasangan calon dan sekarang ada yang berbeda, yakni ada anak kandung Presiden di sana yang ikut bertarung dari partai lain yang mengusungnya,” terangnya.

“Padahal kita tahu, partai (pemenang) pilpres sebelumnya berbeda dengan partai pengusung anaknya (Jokowi) sekarang. Dukungan suara pada pilpres (terdahulu) kalaupun masih besar, saya kira tidak sebesar dulu. Tentu ini hal yang menarik kita tunggu,” sebut Warjio mengakhiri.

Related Articles

Latest Articles