15 C
New York
Saturday, October 12, 2024

Kembangkan Sanggar Seni Sopo Daganak untuk Tingkatkan Kualitas dan Kapasitas Anak

Tapteng, MISTAR.ID

Untuk meningkatkan kualitas dan kapasitas sumber daya manusia di 14 desa lingkar tambang, PT Agincourt Resources (PTAR) membangun pendidikan non-formal bidang seni dan budaya untuk anak dan remaja bernama Sanggar Seni Sopo Daganak.

“Penting untuk mengembangkan multiple intelligences yang tidak hanya berfokus pada pendidikan formal di sekolah, tetapi juga pendidikan pengembangan minat bakat dan kreativitas anak melalui pendidikan non-formal di luar sekolah,” ucap Senior Manager Community Agincourt Resources PTAR, Christine Pepah, Sabtu (12/10/24).

Awalnya PTAR membangun satu Taman Baca Anak (TBA) di Desa Napa, Batang Toru, Tapanuli Selatan pada 2019. Secara bertahap perusahaan membangun 13 TBA lainnya. PTAR juga menyediakan fasilitas pendukung berupa buku bacaan dan berbagai alat permainan edukatif.

Setelah pembangunan rampung, lanjut Christine menjelaskan, fasilitas TBA diserahterimakan kepada pemerintah desa. Tahap selanjutnya, di 2018 PTAR membangun pusat kegiatan ekstrakurikuler berbentuk amphitheater yang aman dan ramah anak, berkapasitas sekitar 500 orang, di Desa Napa. Pusat kegiatan itu diberi nama Sopo Daganak.

Baca juga: PT AR Martabe Gold Batang Toru Kuasai Lahan Masyarakat, Warga Minta Ganti Rugi

“Kegiatan-kegiatan yang dilakukan dalam program ini adalah menyeimbangkan pendidikan berbasis intelektual (kognitif), dengan pendidikan karakter. Berbagai metode pembelajaran karakter diterapkan di TBA dan Sanggar Seni Sopo Daganak,” sebut Christine.

Menurutnya, metode yang dimaksud antara lain, belajar mendongeng, berpuisi, mewarnai, menari, drama, musik modern, dan kursus bahasa Inggris. Kegiatan pelestarian budaya lokal juga turut dilaksanakan, di antaranya musik tradisional gondang topap, gondang toba, dan gordang sambilan.

“Komitmen PTAR di bidang pendidikan non-formal seni dan budaya membuahkan hasil membanggakan. Sanggar Seni Sopo Daganak berhasil menyabet juara II di Festival Warisan Budaya Nusantara di Jakarta Mei lalu, dan akan mewakili Indonesia dalam ajang budaya di Turki pada November mendatang,” pungkasnya.

Setelah pembangunan rampung, lanjut Christine menjelaskan, fasilitas TBA diserahterimakan kepada pemerintah desa. Lantas, pada 2018 PTAR membangun pusat kegiatan ekstrakurikuler berbentuk amphitheater yang aman dan ramah anak, berkapasitas sekitar 500 orang, di Desa Napa. Pusat kegiatan itu diberi nama Sopo Daganak.

“Kegiatan-kegiatan yang dilakukan dalam program ini adalah menyeimbangkan pendidikan berbasis intelektual (kognitif), dengan pendidikan karakter. Berbagai metode pembelajaran karakter diterapkan di TBA dan Sanggar Seni Sopo Daganak,” sebut Christine.

Menurutnya, metode yang dimaksud antara lain, belajar mendongeng, berpuisi, mewarnai, menari, drama, musik modern, dan kursus bahasa Inggris. Kegiatan pelestarian budaya lokal juga turut dilaksanakan, di antaranya musik tradisional gondang topap, gondang toba, dan gordang sambilan.

“Komitmen PTAR di bidang pendidikan non-formal seni dan budaya memberikan hasil yang membanggakan. Sanggar Seni Sopo Daganak berhasil menyabet juara II di Festival Warisan Budaya Nusantara di Jakarta Mei lalu, dan akan mewakili Indonesia dalam ajang budaya di Turki pada November mendatang,” pungkasnya.

Baca juga: Kontingen Taekwondo Pakpak Bharat Raih 15 Emas di Kejuaraan Martabe Cup

Oleh karena itu PTAR menyabet Penghargaan Subroto 2024 Bidang Pengembangan dan Pemberdayaan Masyarakat (PPM) Mineral Terinovatif Kategori Pendidikan dari Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM).
Menurutnya, hal ini selaras dengan Tujuan Pembangunan Berkelanjutan (Sustainable Development Goals/SDGs).

“Perusahaan berkomitmen selalu mendukung tujuan pembangunan berkelanjutan dan menciptakan dampak positif yang nyata bagi masyarakat,” ucap Ruli.

Sementara itu, Ketua Perkumpulan Sahabat Cerdas (Persada), Dastri Sejoli mengatakan, enam penari berusia 14 – 17 tahun asal Batang Toru, akan menampilkan empat tarian di Turki antara lain, Tari Tortor Hata Sopisik dan Tari Saman. Persada merupakan lembaga berbasis masyarakat yang menjadi mitra PTAR dalam program TBA dan Sopo Daganak.

“Tidak pernah terpikir bahwa mereka akan tampil menari hingga ke luar negeri. Mereka sangat bangga atas prestasi tersebut. Mereka sangat percaya diri untuk bisa menunjukkan kebolehan di Turki nantinya,” sebut Dastri.

Ia berharap, pada masa mendatang akan semakin banyak anak dari Batang Toru dapat berkiprah di bidang seni dan budaya, baik di kancah nasional maupun internasional. (feliks/hm20)

Related Articles

Latest Articles