13.1 C
New York
Saturday, May 4, 2024

SKPP Kekuatan Mencegah Pelanggaran Pemilu di Sumut

Medan, MISTAR.ID

Sekolah Kader Pengawas Partisipatif (SKPP) merupakan kekuatan besar untuk mencegah pelanggaran pada pemilihan umum (Pemilu). Karena itu, para alumni SKPP didorong aktif dalam pendidikan politik dan demokrasi ke masyarakat.

“Alumni SKPP di Sumut sudah banyak. Alumni ini akan menjadi kekuatan besar yang dapat mengguncang dan mengawal pelaksanaan pemilu,” kata Koordinator Divisi Pengawasan dan Hubungan Antar Lembaga Bawaslu Sumut Suhadi Sukendar Situmorang, Minggu (30/1/22).

Tahun 2019 ada 10 orang yang mengikuti pendidikan di Bogor, tahun 2020 tercatat sebanyak 768 orang SKPP dinyatakan lulus setelah mengikuti pembelajaran secara online atau dalam jaringan (Daring). SKPP tahun 2020 dilaksanakan daring karena Covid-2019. Sedangkan tahun 2022 tercatat sebanyak 176 orang.

Baca Juga:Disepakati, Pemungutan Suara Pemilu dan Pilpres 14 Februari 2024

Suhadi mengatakan, SKPP merupakan program pengembangan pendidikan pengawasan partisipatif Bawaslu. Sebagai lembaga yang “melahirkan” kader pengawas, Bawaslu memiliki tanggungjawab moral untuk mengawal program-program yang menjadi RTL para alumni SKPP. Kemitraan Bawaslu dengan alumni SKPP harus tetap terjalin.

Bawaslu Sumut melakukan Monitoring, Supervisi dan Evaluasi serta Aktualisasi Rencana Tindak Lanjut (RTL) Alumni SKPP, khususnya alumni SKPP tingkat Dasar Tahun 2021 dari 10 kabupaten-kota di Sumut yakni Kabupaten Tapanuli Utara (Taput), Toba, Samosir, Humbang Hasundutan, Dairi, Deli Serdang, Asahan, Simalungun, Kota Medan dan Kota Pematangsintar.

Suhadi mengatakan, hasil monitoring dari Kabupaten Tapanuli Utara, Toba, Samosir dan Humbang Hasundutan, para kader pengawas sudah mengaktualisasi materi yang diperoleh di tingkat dasar, menengah dan lanjut.

Baca Juga:Komisi II akan Tetapkan Jadwal Pemilu 2024 Pekan Depan

Aktualisasi itu berupa, video singkat dan poster yang diposting di media sosial, karya tulis tentang pemilu dan demokrasi, menyelenggarakan seminar secara online atau seminar dengan media web (webinar) dan podcast. Ada juga yang aktualisasi dengan cara menemui mayarakat ke ladang dan kedai yang menjadi tempat berkumpul warga.

“Berbagai bentuk sosialiasi lainnya telah digelontarkan para alumni sebagi bentuk aksi konkrit dari pendidikan yang mereka dapatkan,” katanya. (iskandar/hm12)

Related Articles

Latest Articles