Simalungun, MISTAR.ID

Kesyahbandaran dan Otoritas Pelabuhan Penyeberangan (KSOPP) Danau Toba menyampaikan naiknya permukaan air Danau Toba tidak mengganggu aktivitas penyeberangan kapal ferry.

Hal itu disampaikan Rijaya Simarmata, Kepala KSOPP Danau Toba ketika dihubungi Mistar, Minggu (27/4/2025).

"Sejauh ini belum ada masalah, aktivitas kapal berjalan normal. Belum ada dampaknya ke penyeberangan kapal," kata Rijaya Simarta.

Lanjutnya, air yang naik dan merendam pelabuhan penyeberangan kapal hanya terjadi di muara. Hal ini juga tidak menjadi masalah karena pihak otoritas setempat telah mengatasinya dengan memasang besi.

"Pelabuhan aman, kalau di muara terendam, tapi sudah dipasang besi dan kendaraan bisa masuk ke kapal," ujarnya.

Dikatakan Rijaya lagi, gelombang dan angin saat ini masuk dalam kategori yang normal tidak mempengaruhi kapal berlayar atau bersandar di pelabuhan.

"Saat ini cuaca masih dalam kategori aman. Biasanya prediksi cuaca buruk itu terjadi bulan Mei sampai Agustus," ucapnya.

Diketahui, secara rutin setiap tahun, permukaan air Danau Toba yang memiliki luas 1.130 km2 yang mengitari 7 kabupaten naik/pasang setinggi 1 hingga 2 meter. Seperti tahun ini, air permukaan danau telah naik sejak bulan Maret.

Jonatan Tarigan Ahli Geologi, mengatakan bahwa penyebab air permukaan Danau Toba naik disebabkan ada pertambahan lewat air bawah tanah. Sumber air sebetulnya dari air hujan. Jadi lebih banyak air hujan masuk ke dalam tanah ketimbang yang jatuh di Danau Toba.

"Air hujan masuk ke dalam tanah, kalau hujan yang jatuh ke Danau Toba tidak akan mampu menaikkan permukaan air tanah setinggi itu. Umumnya itu air dari bawah tanah yang bergabung ke danau hingga permukaan air naik," tuturnya.

Dijelaskan Jonatan lagi, sumber air bawah tanah yang menjadi faktor dan juga penyebab naiknya air permukaan Danau Toba yang datang dari kawasan lain seperti dari Dairi, Karo, dan Pakpak. (hamzah/hm25)