Cerita Mantan Admin Judol: Iming-iming Gaji Besar Hingga Modus Baru


Ilustrasi Judol. (f: ist/mistar)
Pematangsiantar, MISTAR.ID
Perusahaan judi online (judol) di Kamboja gencar mencari pekerja asal Indonesia. Bukan sekadar karena upah murah, tapi karena Indonesia kini menjadi pasar terbesar di Asia Tenggara.
Informasi ini diketahui dari seorang mantan admin judi online asal Kota Pematangsiantar berinisial AS. Kepada Mistar, AS mengatakan perusahaan membuat admin judol di setiap kabupaten kota Indonesia.
"Sampai grup admin khusus Indonesia ada di sejumlah perusahaan. Sampai sekarang saya masih di dalam grup," kata AS, Senin (5/5/2025).
Pria 30 tahun itu mengatakan, agen judol akan merekrut para pekerja dengan mengiming-imingi gaji besar, serta sejumlah fasilitas.
Tak tanggung-tanggung sang agen juga bersedia membayar ongkos pesawat ke Kamboja via Thailand.
"Karena kalau langsung ke Kamboja, susah mengurus paspor. Biasanya alasan untuk liburan," ujarnya.
Agen akan mengurus segala administrasi untuk keberangkatan calon pekerja, mulai dari akomodasi sampai pembuatan paspor.
"Ditransfer langsung uangnya membuat paspor, tapi kalau tiket beli online, mereka yang belikan langsung. Calon pekerja hanya menerima e-tiket," ucapnya.
Perlu diketahui, tidak semua agen terbuka ke calon pekerja. Banyak agen membuat modus dengan mengatakan memberikan pekerjaan di restoran atau hotel negara lain agar lebih menarik pekerja.
"Modusnya macam-macam. Kalau calon pekerja sudah terjebak, mau tidak mau ikut arahan ke Kamboja. Karena satu sisi mereka tidak punya uang untuk kembali ke Indonesia," ucapnya.
Setelah sampai di Kamboja, calon pekerja ditempatkan di komplek rumah untuk menjalani pelatihan. Calon pekerja akan diawasi langsung admin senior.
"Semacam pendampingan, dan pelatihan gitu," ujarnya.
AS mengaku kembali ke kampung halamannya setelah 4 tahun berada di Kamboja. Diceritakan AS, selama bekerja sebagai admin judi online, ia diikat kontrak yang akan diperpanjang setiap tahun.
"Kebetulan perusahaan tempat saya bekerja dulu resmi, dan berizin. Makanya tidak ada kendala apa-apa, hanya sewaktu masuk dan ke luar Kamboja cukup sulit," tuturnya.
Kasus-kasus penyiksaan yang sering beredar, kata AS, biasanya bekerja sebagai scammer. Tugas mereka menghubungi calon pengguna agar mau bermain di situs judol perusahaan.
"Mereka punya target untuk pengguna baru yang mendaftar. Kalau tidak tercapai, kemungkinan besar disiksa. Bahkan sampai meninggal dunia," ujarnya.
Meski lama bekerja di perusahaan judol, AS tidak menganjurkan mengikuti jejaknya. Sebab, tidak semua punya keberuntungan seperti dirinya. Lebih banyak yang bernasib nahas.
"Jangan sampai terjebak, susah nanti pulang ke Indonesia. Sudah jadi mayat pun ribet pengembalian jenazahnya," ucapnya. (gideon/hm20)
PREVIOUS ARTICLE
Toilet MPP Siantar Rusak, DPMPTSP Usulkan Anggaran Rp50 Juta