Friday, February 7, 2025
logo-mistar
Union
SAINS & TEKNOLOGI

Analisis BMKG, Cuaca Ekstrem Masih Membayangi Wilayah Indonesia

journalist-avatar-top
By
Friday, February 7, 2025 12:15
47
analisis_bmkg_cuaca_ekstrem_masih_membayangi_wilayah_indonesia

Ilustrasi hujan eksrem melanda wilayah Indonesia (f:ist/mistar)

Indocafe

Jakarta, MISTAR.ID

Siklon Tropis Tailah telah bergerak menjauhi Indonesia. Meski begitu, Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) mencatat cuaca ekstrem masih membayangi wilayah Indonesia karena sejumlah fenomena atmosfer.

Berdasarkan analisis BMKG diketahui di sebagian besar wilayah Indonesia dinamika atmosfer dipengaruhi oleh beberapa sistem tekanan rendah yang aktif di Belahan Bumi Utara (BBU) dan Belahan Bumi Selatan (BBS).

Sistem tekanan rendah tersebut terdapat di BBU adalah Bibit Siklon 95W, dan itu terdeteksi di Samudra Pasifik Barat, utara Papua Barat.

Bibit siklon ini bergerak ke arah Barat - Barat Laut dengan kecepatan angin maksimum mencapai 20 knot (37 km/jam). Hal ini memberikan pengaruh secara tidak langsung berupa hujan dengan intensitas sedang hingga lebat di wilayah Maluku Utara, Papua Barat Daya dan Pesisir utara Papua.

Sementara itu, di BBS Siklon Tropis Taliah terpantau berada di Samudra Hindia selatan Banten, yang bergerak ke arah Barat - Barat Daya dengan kecepatan 50 knot (95.6 km/jam).

Pergerakan siklon tersebut turut memberikan dampak tidak langsung untuk terjadinya hujan dengan intensitas sedang dan dapat disertai dengan angin kencang di wilayah Pesisir selatan Bengkulu, Lampung, Banten hingga Jawa Barat.

Selain kedua sistem tekanan rendah tersebut, BMKG mengatakan sirkulasi siklonik juga terpantau terjadi di utara Kalimantan dan Teluk Carpentaria, yang dapat memicu peningkatan aktivitas konvektif di wilayah sekitarnya.

Sirkulasi tersebut sangat berkontribusi terhadap terbentuknya pola belokan angin yang dapat meningkatkan potensi hujan dengan intensitas sedang hingga lebat di sejumlah wilayah selatan Indonesia, terutama di wilayah Nusa Tenggara Timur, Maluku, dan Papua bagian selatan.

"Selain sistem tekanan rendah, kondisi atmosfer di Indonesia dalam sepekan ke depan juga dipengaruhi oleh aktifnya gelombang equatorial Rossby dan gelombang Kelvin," tulis BMKG dalam Prospek Cuaca Mingguan Periode 07 - 13 Februari 2025.

Fenomena Gelombang Kelvin diprediksi aktif di wilayah Aceh, Sumatera Utara, Sumatera Barat, Kep. Riau, Lampung, Banten, Jawa Barat, Jawa Tengah, DI Yogyakarta, Jawa Timur, utara Kalimantan, Kalimantan bagian Selatan, dan Sulawesi bagian tengah.

Sementara Gelombang Ekuatorial Rossby diprediksi aktif di Laut Cina Selatan utara Kalimantan, Samudra Pasifik utara Sulawesi hingga Papua Papua Barat, dan Papua yang berkontribusi terhadap peningkatan potensi pembentukan awan konvektif dan curah hujan di wilayah tersebut.(cnn/hm17)

journalist-avatar-bottomRedaktur Patiar Manurung

RELATED ARTICLES