7.6 C
New York
Thursday, April 25, 2024

Sirekap KPU Dipertanyakan di Sidang MK, Pengembang Akui Belum Sempurna

Jakarta, MISTAR.ID

Seorang pengembang Sistem Informasi Rekapitulasi (Sirekap) dari  Institut Teknologi Bandung (ITB), Yudistira Dwi Wardhana Asnar mengakui jika aplikasi yang dikerjakannya belum sempurna.

Pernyataan itu disampaikan sebagai saksi dari KPU dalam sidang sengketa Pilpres di gedung Mahkamah Konstitusi, Jakarta Pusat pada Rabu (3/4/24).

Meski belum sempurna, Yudistira mengaku bahwa anggaran untuk pekerjaannya tersebut sudah diaudit dua lembaga. Hal itu disampaikan menjawab kuasa hukum Anies-Muhaimin, Bambang Widjojanto (BW).

BW sempat menyebutkan bahwa ada keengganan dari para pengembang untuk dilakukan audit terhadap Sirekap. BW juga menanyakan apakah desainer Sirekap tidak punya cacat.

Baca juga: Sidang MK, Kunjungan Jokowi Disebut Pengaruhi Suara Prabowo-Gibran

“Kalau yang menjelaskan pembuatnya sendiri, tentu dia akan mengatakan saya hebat-hebat aja, tapi kenapa itu tidak dilakukan audit padahal berkali-kali diminta, kenapa? Apakah saudara tidak mau diaudit? Atau KPU tidak mau diaudit? Atau dua-duanya?” sambungnya.

Menanggapi itu, Yudistira mengakui kalau Sirekap yang dikembangkannya belum sempurna. Ia juga mengatakan bahwa tidak ada yang sempurna di dunia.

“Ketika bicara tadi pas pertanyaan, apakah kami sudah merasa paling benar? Tidak, tidak ada yang sempurna di bawah langit ini, dan itu yang saya pahami,” kata Yudistira.

“Apakah kami sudah diaudit? Sudah, kami sudah diaudit, ada dua lembaga yang melakukan audit, BRIN (Badan Riset dan Inovasi Nasional) melakukan audit dan BSSN (Badan Siber dan Sandi Negara) telah melakukan technical assessment,” katanya lagi menjawab BW.

Baca juga: Sri Mulyani dan 3 Menteri Lain Dipanggil Hadiri Sidang Sengketa Pilpres, Istana Hormati MK

Yudistira pun mengaku telah memendam lama terkait penjelasan soal Sirekap. Dia lantas berterima kasih kepada lembaga-lembaga yang mendukungnya.

“Jadi kami sudah diaudit, terima kasih dukungan dari para lembaga itu, dan mendukung kami untuk menjadi lebih baik seperti saat ini, walaupun ada banyak kekurangan,” ujarnya sambil menyampaikan bahwa pekerjaan mengembangkan Sirekap sebagai bagian dari zakat ilmu.

“Saya ambil pekerjaan ini turun dari kampus saya ingin belajar zakat ilmu, kalau dosen tidak terlalu banyak duitnya, maka zakatnya lewat ilmu,” ujarnya. (detik/hm17)

Related Articles

Latest Articles