Dijanjikan Harta, Ibu di Asahan Suruh Anak Kandungnya Puaskan Nafsu Ayah Tiri


Kedua tersangka saat diamankan di Polres Asahan. (f: ist/mistar)
Asahan, MISTAR.ID
Kasus kekerasan seksual terhadap anak terjadi di Kecamatan Bandar Pasir Mandoge, Kabupaten Asahan. Dimana, seorang ibu kandung tega merelakan putrinya yang masih berusia 14 tahun menjadi korban kekerasan seksual oleh ayah tirinya demi imbalan harta berupa sebidang tanah dari suami. Kini, kedua pelaku, baik sang ibu dan ayah tiri korban telah ditangkap dan ditetapkan tersangka oleh Polres Asahan.
“Kasus ini terungkap setelah korban yang sudah tak tahan dengan perlakuan bejat ayah tirinya, memberanikan diri untuk melapor ke polisi,” ujar Kapolres Asahan, AKBP Afdhal Junaidi dalam ketrangannya, Rabu (26/2/2025).
Polres Asahan yang mendapat laporan langsung dari korban, kemudian menurunkan tim Unit Perlindungan Perempuan dan Anak (PPA) dan berhasil menangkap S (ibu kandung korban) dan W (ayah tiri korban).
Afdhal mengatakan, korban telah menjadi sasaran kekerasan seksual sejak tahun 2019 hingga saat ini.
“Sangat memilukan sekali. Sang ibu yang seharusnya melindungi anaknya, justru ikut berperan dalam kejahatan ini dengan memaksa korban melayani suaminya sendiri. Ia menjanjikan sebidang tanah kepada korban agar hidup lebih layak, sekaligus mengancam agar tidak melaporkan kejadian tersebut. Selain itu, ayah tiri korban juga kerap mengancam akan membunuh korban jika berani melawan,” ucap Afdhal.
Akibat peristiwa tragis ini, korban mengalami trauma berat. Korban saat ini masih dalam pendampingan psikologis dan perlindungan dari Unit PPA Polres Asahan untuk pemulihan kondisi mentalnya.
“Kini, kedua tersangka ditahan di Mapolres Asahan dan dijerat dengan Undang-Undang Perlindungan Anak. Mereka terancam hukuman penjara maksimal 15 tahun atas perbuatan keji yang telah dilakukan,” kata Afdhal. (perdana/hm24)
PREVIOUS ARTICLE
Apakah Larangan iPhone 16 Segera Dicabut?