15 C
New York
Sunday, April 28, 2024

Virus Kraken, Covid Paling Menular Sudah Ada di Indonesia

Jakarta, MISTAR.ID
Epidemiolog Dicky Budiman dari Universitas Griffith Australia memperingatkan, kemungkinan masuknya Virus Kraken atau subvarian Omicron XBB.1.5 ke Indonesia. Apalagi saat ini mobilitas sudah meningkat seperti sebelum pandemi. Masuknya Omicron XBB.1.5 tentu sulit dihindari.

Meskipun sejumlah negara telah menerapkan pelonggaran protokol dalam menghadapi pagebluk itu. Penyebaran masih terjadi karena varian-varian Covid-19 terus bermunculan, seperti varian yang kini dikenal Virus Kraken.

Otoritas pengendalian dan pencegahan penyakit di Amerika Serikat bahkan melaporkan Virus Kraken atau subvarian Omicron XBB.1.5 menyumbang 44,1% kasus Covid-19 di AS pada pekan terakhir Desember. Angka ini naik dari prosi sebelumnya di level 25,9% pada pekan sebelumnya.

Baca Juga:Terkait Covid-19, Malaysia Minta Jangan Bereaksi Berlebihan ke Turis Asal China

“Kemungkinan besar sudah terdeteksi ya [di Indonesia], terutama provinsi atau kota yang memiliki jalur penerbangan internasional,” kata Dicky, dikutip Sabtu (14/1/23).

“Itu bukan hal yang aneh dalam konteks konektivitas pascapembukaan banyak pelonggaran-pelonggaran di berbagai negara pada pertengahan tahun 2022 lalu,” ujarnya.

Dari data ilmiah terkini, XBB.1.5 memiliki kemampuan yang jauh lebih kuat dan super dalam menginfeksi orang yang terjangkit. Menurutnya subvarian Omicron ini mungkin tidak akan memicu gejala berat, tetapi pasien yang sudah tertular berisiko tinggi mengalami long Covid-19.

Kraken disebut oleh Dicky dapat menyebabkan kerusakan organ-organ, dampak jangka menengah maupun jangka panjang bagi mereka yang terinfeksi.

Baca Juga:Update Vaksinasi Covid-19 Dosis III di Simalungun 31,31 Persen

“Kemampuan untuk ada di sel tubuh manusia jauh lebih kuat, lebih lama. Artinya ada potensi lebih besar yang dibawa oleh infeksi XBB.1.5 ini untuk menyebabkan long covid,” tutur Dicky.

Di sisi lain, sama seperti semua subvarian Omicron, XBB 1.5 mampu menerobos antibodi yang semakin efektif.

“Jadi karena apa yang dihadapi oleh saat ini oleh dunia dan Indonesia, bukan bicara kematian keparahan lagi tapi bicara masalah dampak serius dari penyakit virus Covid ini dalam jangka panjang,” tuturnya.

Ia mengatakan, untuk berpikir strategis di bidang kesehatan, berpikirnya tidak boleh untuk jangka pendek. Sebab bicara penyakit ini bagaimana dampaknya kepada manusia dalam jangka panjang yang harus menjadi pemikiran strategis baik pemerintah maupun masyarakat.(cnbc/hm10)

Related Articles

Latest Articles