12.8 C
New York
Sunday, April 28, 2024

Sambut Hari Sumpah Pemuda, Merial Institute Gelar Simposium Pemuda

Jakarta, Mistar.Id

Menyambut hari Sumpah Pemuda, Merial Institute menggelar Simposium Pemuda bertajuk 92 Tokoh Pemuda di Tengah Pandemi. Kegiatan ini sebagai rangkaian kegiatan Festival Bonus Demografi: Pandemi dan Momentum Terakhir serta mengajak tokoh-tokoh pemuda untuk berkontribusi dalam penyusunan buku “92 Tokoh Pemuda dalam Pandemi” di Jakarta Theater, Minggu, 25 Oktober 2020. Selain dilakukan secara langsung, Simposium ini juga dilakukan secara daring yang turut diikuti oleh peserta dari luar kota, termasuk Harian Mistar yang terhambat karena pandemi Covid-19.

Direktur Eksekutif Merial Institute Arief Rosyid Hasan dalam sambutannya mengajak tokoh-tokoh pemuda untuk berkontribusi dalam penyusunan buku “92 Tokoh Pemuda dalam Pandemi”.

M Arief Rosyid mengatakan, masa pandemi Covid-19 ini menjadi momentum bagi anak muda untuk memberikan sesuatu bagi bangsa. Ia menilai anak muda lebih siap menghadapi pandemi, situasi yang mengharuskan semua aktivitas dilakukan secara online atau dalam jaringan (daring).

Baca juga: Arga Pramanto Siagian Terpilih Jadi Ketua PAC Pemuda Pancasila Tanah Jawa

“Pandemi ini bisa mempercepat atau mengakselerasi kesempatan yang mungkin selama ini kurang, semakin luas. Jadi kalau bicara bagaimana pandemi, menurutku, ini kesempatan sangat besar membuat sesuatu yang fundamental,” kata Arief.

Oleh karena itu, Arief mendorong pemuda untuk membangun kesadaran sebagai pemilik masa depan, maka perlu dipersiapkan dari sekarang termasuk untuk kesamaan pandangan sejak saat ini serta membangun kolaborasi, pengalaman bersama dan membangun mimpi-mimpi sama untuk masa depan bangsa.

Dalam hal ini Merial Institute berkontribusi untuk mengajak tokoh-tokoh pemuda mengambil bagian dalam penyusunan buku “92 Tokoh Pemuda dalam Pandemi”. Selain juga akan membangun platform untuk pemberdayaan anak muda.

Baca juga : EMIL SALIM: SUMPAH PEMUDA PRINSIPNYA SETIA PADA NEGARA

Sementara itu, Menteri Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (Menko PMK) Muhadjir Effendy yang hadir sebagai narasumber simposium tersebut mengatakan, sebagai generasi penerus pembangunan bangsa, maka dibutuhkan peran aktif pemuda. Tidak hanya sebagai subjek pembangunan, namun juga berperan sebagai mitra dan inisiator pembangunan. Ia berharap simposium ini menghasilkan rekomendasi kebijakan termasuk berkontribusi dalam menggerakan ekonomi berbagai sendi kehidupan masyarakat.

“Saya berharap kegiatan simposium ini dapat menghasilkan rekomendasi-rekomendasi kebijakan yang dapat membantu pemulihan dampak Covid-19 di Tanah Air. Saya yakin insan-insan muda adalah insan yang terus berinovasi dan kreatif yang mampu berkontribusi dalam menggerakkan ekonomi dalam berbagai sendi kehidupan di masyarakat,” ujar Muhadjir.

Dalam simposium pemuda ini narasumber juga membicarakan kondisi yang menjadi hambatan bagi pemuda. Berbagai ancaman bagi pemuda, seperti sek bebas, kawin usia muda dan dampaknya terhadap stunting. Hal tersebut disampaikan oleh Kepala BKKBN RI dr Hasto

“Kita perlu mengkampanyekan kepada kelompok pemuda tentang resiko kehamilan dan persalinan pada usia muda. Karena pada masa itu tulang akan berhenti tumbuh yang bisa mengakibatkan stanting,”

dr. Hasto Juga memaparkan persoalan lainnya yang menjadi persoalan dalam isu pemuda. Diantaranya tentang Indonesia dalam darurat perceraian. 97.615 kasus disebabkan tidak harmonis, 74.559 kasus disebabkan persoalan ekonomi, 81.266 kasus disebabkan tidak bertanggung jawab.

Pemaparan Bapenas, Woro Sri Hastuti Slistyaningrum (Rika/Mistar)

Dilain pihak, data Bapenas yang disampaikan Woro Sri Hastuti Slistyaningrum mengungkapkan fakta, bahwa pemuda juga menjadi ancaman dalam penyebaran Covid-19. Sampai 22 Oktober 2020, dari total kasus Covid-19 terdapat 89.579 kasus diantaranya adalah mengenai usia produktif atau usia pemuda, yakni diantara usia 19-30 tahun.

Sri Hastuti juga menambahkan kondisi pandemi Covid-19 juga memberikan efek domino pada aspek sosial, ekonomi dan keuangan.

“Berhentinya aktifitas ekonomi yang menyerap tenaga kerja diberbagai sektor, kinerja ekonomi menurun tajam, konsumsi terganggu, investasi terhambat. Sektor keuangan terdampak karena penurunan kinerja sektor riil,” ujar Sri Hastuti

Dalam diskusi yang menghadirkan sejumlah organisasi kepemudaan dan NGO serta lembaga pendidikan, persoalan-persoalan yang tidak luput dari pembicaraan adalah pemerataan pembangunan di Indonesia hingga hambatan masyarakat dalam memperoleh penerangan dan perkembangan tekhnologi hingga ke daerah pelosok negeri.

Di penghujung acara pertemuan Simposium Pemuda ini, banyak yang berharap agar kolaborasi antar kelompok pemuda tetap dilakukan serta intensitas pertemuan juga harus sering dilakukan untuk menyamakan tujuan. (Rika/hm06)

Related Articles

Latest Articles