25.2 C
New York
Wednesday, May 22, 2024

PT Timah Ungkap Penyebab Merugi Selama 2023

Jakarta, MISTAR.ID

Penyebab PT Timah Tbk (TINS) membukukan kerugian sebesar Rp 450 miliar selama tahun 2023 diungkapkan Direktur Utama (Dirut), Ahmad Dani Virsal.

Prestasi itu melorot 143 persen dari tahun 2022 yang mencatatkan laba Rp 1 triliun.

Disebutkan, pemicu terbesar kerugian itu adalah produksi yang anjlok, serta melemahnya harga timah di pasar dunia. Keadaan itu menyebabkan pendapatan PT Timah ikut merosot yang berdampak pada keuntungan.

Baca juga:Kejagung Tahan Suami Sandra Dewi, Setelah Ditetapkan Jadi Tersangka Kasus Dugaan Korupsi PT Timah

“Beban peak atau peak cost-nya tetap, namun laba jauh menurun sebab produksinya juga anjlok, ditambah parah lagi harga jual timah menurun sehingga laba jomplang, jauh sekali,” kata Virsal pada Rapat Dengar Pendapat (RDP) bersama Komisi VI DPR RI, pada Selasa (2/4/24).

Produksi bijih timah oleh PT Timah selama 2023 mencapai 14.885 ton, menurun 26 persen dari 2022 sebanyak 20.079 ton. Sedangkan produksi logam timah mencapai 15.340 ton, anjlok 23 persen dari tahun sebelumnya yang sebanyak 19.825 ton.

Di sektor lain, harga jual rata-rata produk timah di 2023 sebesar 26.583 dollar AS per metrik ton, melorot dibandingkan 2022 sebesar 31.474 dollar AS per metrik ton. “Harga jual ini menurun akibat di pasar dunia terjadi oversupply,” papar Virsal.

Baca juga:Kasus Korupsi Tambang Timah, Dua Crazy Rich Ditahan

Anjloknya produksi dan harga itu menyebabkan penjualan PT Timah di tahun lalu cuma sebanyak 14.385 metrik ton, menyusut 31 persen dibandingkan tahun sebelumnya yang sebanyak 20.805 metrik ton.

Akibatnya pemasukan perusahaan menjadi hanya sebesar Rp 8,39 triliun di 2023, turun 33 persen dari tahun 2022 sebesar 12,50 triliun. Lalu aset PT Timah pun susut 1,6 persen menjadi 12,85 triliun di penghujung 2023 dari tahun sebelumnya yang sebesar Rp 13,06 triliun. Virsal menuturkan, aset menyusut sebab stok dan nilai logam perusahaan berkurang.

Begitu juga ekuitas perusahaan yang melorot 11 persen menjadi sebesar Rp 6,2 triliun dari sebelumnya Rp 7,04 triliun. Sedangkan interest bearing debt sebesar Rp 3,48 triliun, naik 26 persen dari tahun sebelumnya yang sebesar Rp 2,77 triliun. (kcm/hm16)

Related Articles

Latest Articles