23.5 C
New York
Sunday, June 23, 2024

Letjen Richard TH Tampubolon: OPM Jadikan Warga Sipil Tameng Hidup

Papua, MISTAR.ID

Komandan Komando Gabungan Daerah Pertahanan (Kogabwilhan) III Letjen Richard TH Tampubolon menyebutkan, Organisasi Papua Merdeka (OPM) yang terus memberikan ancaman di wilayah Papua menggunakan warga sipil sebagai tameng hidup.

Anggota kelompok pemberontak pimpinan Ondius Kogoya, misalnya, pernah menjadikan warga Kecamatan Bibida di Kabupaten Paniai, Papua Tengah, sebagai tameng sebelum TNI merebut kembali wilayah tersebut dari mereka, katanya.

“Aparat TNI terus memulihkan keamanan, ketertiban, dan ketertiban di Bibida menyusul keberhasilan mereka merebut kembali wilayah kecamatan tersebut dari pemberontak pimpinan Undius Kogoya pada Jumat, 14 Juni,” kata Letjen Richard Tampubolon.

Baca juga: Polisi Tangkap Pembunuh Danramil, Pelaku OPM dan Teman Dekat Korban

Letjen Richard Tampubolon mengatakan, untuk membantu pemulihan warga yang terkena dampak, tentara melakukan kerja kemanusiaan di wilayah kecamatan. Namun ia tidak memberikan rincian mengenai kerja kemanusiaan yang dilakukan personel TNI di wilayah kecamatan tersebut.

Sebelum TNI berhasil merebut kembali kawasan Bibida, personel TNI sempat terlibat baku tembak dengan pemberontak, katanya seraya menambahkan tidak ada warga sekitar yang menjadi korban baku tembak.

Sebelum baku tembak, Selasa (11/6/24), pemberontak pimpinan Ondius Kogoya menembak mati seorang pengemudi bernama Rusli, 40, serta membakarnya beserta mobilnya di Kecamatan Paniai Timur, Kabupaten Paniai.

Baca juga: Penyebutan KKB Jadi OPM Berdampak Politis Bagi Indonesia

Setelah membunuh pengemudi yang naas itu, para pemberontak pindah ke Sub Distrik Bibida, di mana mereka terlibat baku tembak dengan personel TNI.

Selama beberapa tahun terakhir, kelompok pemberontak bersenjata sering menggunakan taktik tabrak lari terhadap aparat keamanan Indonesia dan melancarkan aksi teror terhadap warga sipil di Kabupaten Intan Jaya, Nduga, dan Puncak untuk menimbulkan ketakutan di kalangan masyarakat.

Sasaran aksi teror tersebut antara lain pekerja bangunan, tukang ojek, guru, pelajar, pedagang kaki lima, hingga pesawat sipil.(mtr/hm17)

Related Articles

Latest Articles