15 C
New York
Sunday, April 28, 2024

Antisipasi Pandemi Berkepanjangan, BRIN Lakukan Penelitian Terhadap Virus

Jakarta, MISTAR.ID

Pusat Penelitian Biologi Molekuler Eijkman Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) saat ini fokus pada penelitian genomik untuk mitigasi pandemi di masa depan.

“Dalam penelitian ini, kami bertujuan untuk mengidentifikasi apakah ada virus lain yang berpotensi menyebar secara tidak terduga dalam jumlah besar, sehingga menimbulkan risiko pandemi berikutnya,” ujar Farah Novita Coutrier, kepala pusat penelitian, Jumat (30/6/23).

Menerutnya, penelitian itu termasuk menyelidiki penularan virus dari hewan ke manusia, seperti virus Zika atau hantavirus. Selain itu, Pusat Penelitian Biologi Molekuler Eijkman sedang melakukan penelitian tentang penyakit keturunan, serta mempelajari struktur molekul dan evolusi.

Baca juga: Penelitian: Long Covid Bisa Lebih Lama dan Parah dari Perkiraan

“Untuk pengambilan sampel, kami bekerjasama dengan dinas kesehatan daerah, KLHK, dan Kementerian Koordinator Pembangunan Manusia dan Kebudayaan,” kata Coutrier.

Lebih lanjut ia menjelaskan, Pusat Riset Biologi Molekuler Eijkman bekerja sama dengan Lembaga Riset Elektronika dan Informatika BRIN telah membentuk Kelompok Riset Bioinformatika.

Kelompok penelitian tersebut bertujuan untuk mengolah data dari seluruh pengurutan genom untuk membantu para peneliti memahami dan memanfaatkannya untuk penelitian obat atau vaksin sebagai bagian dari upaya mitigasi pandemi.

Baca juga: AS Danai Penelitian Virus Berbahaya di Wuhan, Benarkah?

“Saya ingin menekankan bahwa data ini bisa kita manfaatkan untuk memprediksi kemungkinan pandemi ke depan. Dengan begitu, penelitian vaksin atau obat bisa lebih terarah dan efektif, misalnya dalam mengendalikan penyebaran virus,” tandasnya.

Sandi Sufiandi, Koordinator Fungsi Cryo-Electron Microscopy (Cryo-EM) BRIN, menekankan pentingnya penggunaan metode bioinformatika untuk mengolah data genome sequence.

Ia mengatakan, BRIN memiliki hingga 96 node komputasi berkinerja tinggi yang disiapkan untuk pemrosesan data. Selain pendataan secara fisik, seperti sampel virus dan mikroba, kami juga memiliki data repository.

“Semua data penelitian disimpan di satu tempat untuk membentuk big data. Sudah saatnya riset mencapai level data science, mengolah big data, untuk mendapatkan informasi yang holistik,” imbuhnya. (antara/hm17)

 

Related Articles

Latest Articles