22.1 C
New York
Monday, April 29, 2024

Airlangga Sebut Kenaikan Pertalite Masih Dikaji

Jakarta, MISTAR.ID
Menteri Koordinator Bidang Perekonomian (Menko Perekonomian) Airlangga Hartarto mengatakan, pemerintah masih melakukan kajian terhadap harga BBM jenis Pertalite maupun harga LPG ukuran tabung 3 Kg itu.

Airlangga memastikan, kalau pemerintah belum akan menaikkan harga Pertalite maupun elpiji 3 Kg dalam waktu dekat. Hal ini dikatakann Airlangga menjawab pertanyaan wartawan perihal rencana kenaikan Pertalite dan elpiji 3 Kg seusai mengikuti sidang kabinet paripurna tentang antisipasi situasi dan perkembangan ekonomi dunia di Istana Negara Jakarta, Selasa (5/4/222).

“Saat sekarang kita masih mengkaji. Setelah kita kaji, kita akan umumkan. Tetapi saat sekarang belum,” sebutnya.

Sebelumnya, sinyal kenaikan harga LPG 3 Kg dan Pertalite dilontarkan oleh Menteri Koordinator Bidang Kematiriman dan Investasi (Menko Marves) Luhut Binsar Pandjaitan. Kelak, kenaikan harga-harga energi itu, kata Luhut akan dilakukan secara bertahap.

Baca Juga:Kenaikan Pertamax Disesuaikan, Pertalite Turun Harga

“Jadi overall ya akan terjadi nanti (kenaikan), karena itu Pertamax, Pertalite. Premium belum. mengenai gas (LPG) yang 3 Kg itu kita bertahap. Jadi 1 April, nanti Juli, nanti bulan September, itu semua bertahap dilakukan oleh pemerintah,” tuturnya usai uji coba pengoperasian Light Rail Transit (LRT) di Stasiun Harjamukti Cibubur Jakarta Timur, Jumat (1/4/22).

Namun yang jelas, pemerintah tetap akan memberikan subsidi kepada masyarakat atas pembelian energi tersebut. Luhut pun menyinggung soal kenaikan harga bensin Pertamax per 1 April 2022 ini. Menurut Luhut, kebijakan itu diambil dalam rapat yang dipimpin Presiden Joko Widodo, Kamis (31/3/22).

“Ya kenaikan kemarin diputuskan rapat di istana. Hari ini kita kan sudah naik apa namanya Pertamax ya 1 April,” ungkapnya.

Dia menyebut, bila harga Pertamax terus dipertahankan pada harga Rp9.000 per liter, sementara harga minyak mentah dunia telah melampaui US$ 100 per barel, maka ini bisa berdampak pada kinerja keuangan Pertamina.

Baca Juga:Per 1 April 2022, Ini Daftar Harga Pertamax dan Pertalite di 34 Provinsi di Indonesia

“Walaupun tetap harus kita naikkan tidak ada punya pilihan karena kalau tidak harga asumsi minyak crude oil itu US$ 63 di APBN, sekarang ini sudah US$ 98 hingga US$ 100. Kan angkanya luar biasa. Kalau ini ditahan terus itu akan nanti jebol nanti Pertamina. Jadi terpaksa kita harus lepas,” katanya.

Luhut lantas memberikan perihal kondisi global saat ini yang terdampak kenaikan harga minyak. “Kemarin paparan saya kepada Presiden memang kita yang paling lambat sekarang menaikkan semua. Semua negara-negara itu sudah naikkan,” ujarnya.

“Memang kelangkaan dari pada crude oil karena perang Ukraina dengan Rusia kemudian sekarang kelangkaan juga sun flower karena tidak bisa impor ekspor dari Ukraina dan juga sanksi itu punya masalah yang membuat dunia ini menjadi masalah,” tuturnya

Baca Juga:Gas Elpiji 3 Kg Langka di Batu Bara

Menyambut perkataan Menko Marves Luhut atas rencana kenaikan harga Pertalite, Direktur Utama PT Pertamina Patra Niaga Subholding Commercial & Trading Pertamina, Alfian Nasution menyatakan, pihaknya menyerahkan keputusan kenaikan harga Pertalite kepada pemerintah.

Maklum saja, saat ini BBM Pertalite merupakan jenis BBM Khusus Penugasan (JBKP) menggantikan BBM RON 88 atau Premium. Hal ini termaktum dalam beleid baru berupa Kepmen ESDM Nomor 37 Tahun 2022.

“Ini kan JBKP, diamanatkan regualsi harganya di pemerintah, tentunya ini akan ditentukan oleh pemerintah karena ini ada kompensasi dan nilai subsidi di dalamnya,” jelas Alfian.(cnbc/hm10)

Related Articles

Latest Articles