Tanjungbalai, MISTAR.ID – Keberadaan Pulau Beswesen yang terletak di wilayah Kelurahan Selat Tanjung Medan, Kecamatan Datuk Bandar Timur, ternyata belum tercatat sebagai aset Pemerintah Kota (Pemko) Tanjungbalai. Pulau Beswesen adalah salah satu objek wisata di Tanjungbalai.
Hal itu dikatakan oleh Kabid Aset , Syafrida belum lama ini kepada Harian Mistar (13/12/19). Meskipun belum tercatat sebagai aset Pemko Tanjungbalai, namun pengelolaan terhadap pulau Beswesen tersebut, dilakukan berdasarkan adanya otonomi daerah.
“Secara otonomi daerah, pulau Baswesen itu sudah termasuk ke dalam batas wilayah kita. Dari terminal batu 7 hingga akhir batas titi penghubung Tanjungbalai – Sei Kepayang atau Titi Tabayang itu sudah masuk kedalam wilayah Kota Tanjungbalai, ” Katanya.
Terkait dengan penyebab belum tercatat nya pulau yang disebut-sebut sebagai destinasi wisata tersebut sebagai aset Pemko Tanjungbalai, kata Safrida , dikarenakan status kepemilikan lahannya belum ada memiliki sertifikat dari Badan Pertanahan Nasional (BPN).
” Pulau Baswesen itu merupakan aset yang timbul. Dulunya itu muara sungai, timbul dikernakan pasir dan sampah berbaur hingga membentuk menjadi sebuah daratan. ” Katanya.
Sebelum menerima sertifikat yang masih dalam proses, kata Safrida lagi, Pemko Tanjungbalai nantinya memasang plang yang isinya lahan Pulau Baswesen tersebut merupakan milik Pemko
Tanjungbalai.
‘Pulau Beswesen’ menjadi salah satu objek wisata air di Sumatera Utara (Sumut). Selain wisata air, pulau seluas 22 hektar ini menjadi tempat yang pas untuk menikmati panorama alam. Memiliki Panorama matahari terbenam menjadikan keindahan tersendiri jika berdiri di ujung Pulau Beswesen. Pulau Beswesen memiliki potensi ‘sunset’ dan paling luas di antara
delapan pulau lainnya yang ada di aliran Sungai Asahan di Kelurahan Selat Tanjung Medan, Kecamatan Datuk Bandar Timur, Kota Tanjungbalai. Sebelumnya, Pemko Tanjungbalai meresmikan Pulau Beswesan sebagai Objek wisata baru, diharapkan dapat meningkatkan Pendapatan Asli Daerah dan taraf perekonomian warga.
Penulis : Eko
Editor : hm06
