13.6 C
New York
Thursday, May 2, 2024

Tradisi Subuh Ramadhan di Medan, Pengamat Sosial: Sekarang Makin Menjadi-jadi

Medan, MISTAR.ID

Aktivitas asmara subuh sudah berlangsung lama dan lintas generasi. Hal ini disampaikan Akademisi Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik (FISIP) UMSU, Dr Mujahiddin, istilah subuh Ramadhan dapat dimaknai sebagai aktivitas berkumpulnya para remaja (laki-laki dan perempuan) seusai salat subuh di bulan Ramadhan.

Mujahiddin selaku pengamat sosial mengatakan sejak awal aktifitas ini memang dinilai negatif dan menyimpang karena menjadi ajang pacaran, konvoi, bermain petasan dan tak jarang menimbulkan kerusuhan dan pertikaian antar remaja.

“Pada umumnya kegiatan ini memang mengganggu ketertiban umum. Lokasi berkumpul biasanya di pinggir jalan, jembatan, taman atau pantai. Kegiatan ini dilakukan untuk mengisi kekosongan aktivitas menjelang pagi hari,” ujarnya kepada mistar.id, Kamis (14/3/24).

Baca juga : Sambut Bulan Suci Ramadhan, Begini Tradisi Warga Muslim di Dairi

Saat ini, aktivitas perilaku menyimpang saat subuh ramadhan makin menjadi-jadi. Anak-anak remaja yang bebas menggunakan kendaraan bermotor tentu memberi ruang semakin meluasnya aktivitas subuh ramadhan.

“Jika dahulu, aktifitas ini hanya dilakukan di gang-gang, pinggiran kota karena remaja-remajanya masih menggunakan sepeda, sekarang tentu tidak lagi,” sebut Mujahiddin.

Baca juga : Sambut Ramadhan, Masyarakat Pandan Sari Raya Gelar Tradisi Punggahan

Bahkan saat ini, menurut Mujahiddin, aktivitas konvoi kendaraan bermotor pada saat subuh ramadhan juga membawa senjata tajam. Anak-anak remaja mencoba mencari ruang eksistensi dirinya pada saat asmara subuh. Memposting di media sosial dan lain sebagainya.

“Jadi jika dikatakan aktivitas ini negatif, ya memang dari dulu sudah negatif. Tetapi bentuk perilakunya yang mengalami perubahan karena berkembangnya media transportasi dan teknologi,” tandasnya. (dinda/hm18)

Related Articles

Latest Articles