32.3 C
New York
Thursday, June 27, 2024

Seruan All Eyes On Papua Dinilai Sudah Cukup Terlambat

Medan, MISTAR.ID

All Eyes On Papua merupakan seruan aksi untuk membela dan mendukung masyarakat Papua yang tengah berjuang menolak hutan adat mereka dijadikan perkebunan sawit. Dilansir dari @ussfeeds, perkebunan kelapa sawit tersebut merupakan proyek dari PT Indon Asiana Lestari (PT IAL). Hal itu mengakibatkan hutan Boven Digul Papua seluas 36 ribu hektar harus dibabat habis.

Luas lahan tersebut lebih dari separuh luas Jakarta. Pembabatan hutan milik suku adat Awyu tersebut akan menghilangkan emisi 25 juta ton karbon dioksida (CO2).

Rahmat Muhamad pegiat Hak Asasi Manusia (HAM) dalam hal ini menyayangkan All Ayes On Papua, sesungguhnya cukup terlambat.

“Sesungguhnya seruan kemarin sudah cukup terlambat. Meski bergitu, kita sadari bahwa solidaritas seperti ini penting untuk mendukung masyarakat adat Papua dalam menghadapi persoalan hukum konflik hutan adat mereka,” ujarnya, Rabu (5/6/24).

Baca Juga : Warganet Serukan All Eyes on Rafah

Rahmat juga menganggap bahwa solidaritas yang dilakukan mereka dalam kasus lain berbeda, padahal banyak kasus lain yang serupa.

“Sejauh pandangan saya, pemahaman HAM netizen hanya bersifat momentum pada kasus tertentu. Lemahnya kampanye isu HAM masih belum dapat ditangkap pada sosial media secara luas dan hanya besar pada kasus tertentu,” katanya.

Terakhir, Rahmat menyarankan kepada seluruh masyarakat untuk bersolidaritas pada semua isu tentang pelanggaran HAM. “Pada masyarakat netizen, saya sarankan untuk bersolidaritas lah pada semua isu yang sama tentang pelanggaran HAM, baik isu masyarakat, lingkungan, dan pelanggaran hak-hak sipil lainnya,” pungkasnya. (berry/hm24)

Syahrial Siregar
Syahrial Siregar
Alumni STIK-P Medan. Menjadi jurnalis sejak 2008 dan sekarang redaktur untuk portal mistar.id

Related Articles

Latest Articles