18.8 C
New York
Tuesday, May 21, 2024

Sekolah dan Bioskop di Medan Sudah Diperbolehkan Buka

Medan, MISTAR.ID

Setelah turunnya level PPKM di Kota Medan menjadi level 3, pembelajaran tatap muka (PTM) di sekolah akan dilaksanakan secara terbatas, dan bioskop juga diperbolehkan buka kembali.

Menurut Wali Kota Medan Bobby Nasution, pelaksanaan PTM secara terbatas di sekolah dan pembukaan bioskop tersebut diperlukan persiapan yang matang. Seperti vaksinasi pada anak sekolah setelah angka konfirmasi positif Covid-19 menurun. Vaksinasi ini gencar dilakukan oleh Bobby untuk anak-anak sekolah.

“Vaksinasi ini untuk adik-adik kita dan anak-anak kita yang sudah mencukupi usianya untuk divaksin. Selanjutnya adalah persiapan di dalam kelas yang hanya bisa berisi 25% murid. Misalnya hanya 8-10 murid bahkan ada yang 5 murid dalam 1 kelas. Ini sudah pernah kita simulasi tapi yang ingin kita sampaikan tadi yakni persiapan di dalam dan di luar lingkup sekolahnya agar tetap aman,” sebutnya.

Baca Juga:Gubernur Tegaskan Bioskop Belum Bisa Dibuka

“Karena kalau pulang sekolah mereka naik angkot apakah angkotnya sudah aman apa belum. Seperti diketahui angkot sudah jelas aturannya hanya boleh berisi 75% penumpang dan sopirnya wajib pakai masker. Maka jangan ada lagi yang merokok. Makanya kita akan lakukan patroli dan operasi yustisi. Intinya sekolah boleh buka secara terbatas,” tambahnya.

Sementara itu, untuk bioskop juga telah diperbolehkan buka dengan catatan tetap taat protokol kesehatan. Pegawai bioskop tidak boleh menjual makanan dan minuman di dalam lokasi bioskop.

“Selain itu, anak-anak di bawah usia 13 tahun tidak boleh ikut nonton bioskop. Ini yang harus disosialisasikan juga. Ini akan kita komunikasikan dengan pemilik mal dan bioskopnya. Bagi yang ingin nonton juga harus menunjukkan aplikasi PeduliLindungi,” tegasnya.

Baca Juga:Satpol PP Razia 27 Pelajar Bolos, 2 Diantaranya Asal Tebing Tinggi, Pelajar Tebing: Kami Mau Nonton Bioskop,

Saat ditanya wartawan untuk mengantisipasi gelombang 3 Covid-19 seperti perkiraan epidemiologi, Bobby menekankan kuncinya hanya 3T (testing, tracing dan treatment) dan prokes ketat.

“Maka ini harus terus kita sampaikan ke masyarakat. Mau gelombang berapapun, 3T dan prokes itu yang paling penting. Untuk mengantisipasi itu kita tracing 1 orang maka 15 lagi kita lakukan testing juga. Karena mereka bisa menyebarkan juga ke orang lain. Maka tracing dan testing sangat diperlukan dan treatment akan kita sediakan apabila masyarakat itu mengikuti prokes,” tutupnya. (anita/hm14)

Related Articles

Latest Articles