Medan, MISTAR.ID
Bus Trans Metro Deli acapkali menghiasi media sosial (medsos) di Kota Medan. Selain karena ongkosnya yang murah, bus yang berada di bawah kewenangan Kementerian Perhubungan ini dianggap sering menjadi penyebab permasalahan di bidang lalu lintas.
Mulai dari sering ugal-ugalan, penyebab kemacetan hingga terlibat kecelakaan dengan pengendara lainnya.
Menanggapi hal itu, petugas Trans Metro Deli, Renward Parapat saat diwawancarai mistar.id mengatakan, dalam pengoperasiannya sehari-hari, bus Trans Metro Deli memiliki beberapa aturan, salah satunya tidak boleh memotong bus yang ada di depannya.
“Jadi di dalam bus juga ada kamera yang terhubung ke operator untuk pengawasannya. Misalnya ada ugal-ugalan, akan langsung terpantau dan langsung kita tegur supirnya,” katanya, Kamis (22/2/24).
Baca juga: Setelah Mogok Kerja, Gaji Driver Trans Metro Deli Dibayarkan
Dijelaskannya, setiap harinya bus Trans Metro Deli yang beroperasi di Kota Medan sebanyak 64 armada. Semua sistem pengoperasiannya juga sudah diatur, intervalnya mulai 6-10 menit.
“Total yang kita miliki 71 armada di Kota, namun beberapa unit masih dalam tahap perbaikan. Jumlah titik penjemputan ada 5, yakni di Belawan, Lapangan Merdeka, Tembung, Pinang Baris dan Amplas,” jelasnya.
Untuk rute Trans Metro Deli, kata Renward, semua rute yang dilewati saat ini sudah hasil kesepakatan bersama pihak Trans Metro Deli bersama Dishub Kota Medan dan Balai Pengelola Transportasi Darat (BPTD).
“Jadi sudah ditandatangani dan kesepakatan bersama untuk rutenya. Saya kira tidak ada masalah untuk rutenya, karena itu dibuat juga untuk kepentingan masyarakat dan yang menggunakannya,” ucapnya.
