15 C
New York
Sunday, April 28, 2024

Perangi Stunting di Sumut, Pj Gubernur Tekankan Pentingnya Dua Intervensi Kuat

Medan, MISTAR.ID

Kepala Perwakilan BKKBN Sumut, Munawar Ibrahim mengumumkan data yang mencengangkan yakni 791.399 keluarga berisiko stunting di Sumatera Utara, dengan 139.734 keluarga sangat miskin.

Menurut Munawar Ibrahim, angka prevalensi stunting di Sumut turun dari 25,8 persen (2021) menjadi 21,1 persen (2022), mencatat penurunan sebesar 4,7 persen. Target penurunan yang telah ditetapkan dalam RPJMD Provinsi Sumut 2023 adalah 18,55 persen.

Untuk menanggulangi hal ini, Pemprov Sumut di bawah Pj Gubernur Hassanudin melakukan dua intervensi kuat.

Baca juga : RSU Haji Medan Siap Berkontribusi Turunkan Angka Stunting

Intervensi pertama adalah gizi spesifik, dengan sasaran utama ibu hamil, ibu menyusui, anak usia 0-59 bulan, remaja, dan wanita usia subur.

“Ini melibatkan pemberian makanan tambahan, suplemen darah, suplemen kalsium, pemeriksaan kehamilan, suplemen vitamin, imunisasi, dan manajemen terpadu balita sakit,” kata Hassanudin, di Medan, Rabu (29/11/23).

Intervensi kedua, sambung Hassanudin, adalah gizi sensitif, melibatkan peningkatan penyediaan air minum dan sanitasi, pelayanan gizi dan kesehatan berkualitas, kesadaran dan komitmen dalam pengasuhan, serta peningkatan akses pangan bergizi.

Baca juga : Prevalensi Stunting Kota Medan Sudah Jauh di Bawah Sumut

Hassanudin menekankan perlunya dukungan anggaran dari berbagai sumber, bukan hanya dari APBD provinsi dan kabupaten/kota.

Pemerintah Pusat telah memberikan dukungan sebesar Rp43,9 miliar untuk DAK Fisik, Rp224,9 miliar untuk DAK Non Fisik, dan Rp96,2 miliar untuk bantuan operasional kesehatan puskesmas. Tetapi ada juga anggaran Rp317 miliar dari Dana Desa 2023 untuk mendukung percepatan penurunan stunting. (hutajulu/hm18)

Related Articles

Latest Articles