10.6 C
New York
Sunday, April 28, 2024

Pengamat: Perekonomian Hanya Tumbuh 4,65%, Sumut Masuk Jurang Resesi

Medan, MISTAR.ID
Pertumbuhan ekonomi Sumut yang tumbuh hanya 4,65% (year or year) membawa Sumut masuk dalam jurang resesi yang berlangsung selama kuartal I-2020. Namun demikian, patut disyukuri karena laju pertumbuhannya masih jauh di atas rata-rata nasional sebesar 2,97% (year on year).

Menurut pengamat ekonomi Sumut Gunawan Benjamin, realiasi ekonomi Sumut 4,65% dinilai sangat rendah dibandingkan dengan ekspektasi sebelumnya yang mungkin masih bisa tumbuh setidaknya pada level 4,8%.

“Kinerja pertumbuhan ekonomi sebesar itu merupakan kontraksi yang besar dibandingkan dengan pertumbuhan kuartal I Sumut setiap tahunnya. Jika tidak ada corona, setidaknya pertumbuhan ekonomi Sumut di kuartal I tahun ini bisa di atas 5,1%,” ujar Gunawan, Rabu (6/5/20).

Dikatakannya, dengan realisasi pertumbuhan 4,65%, maka potensi ekonomi Sumut terpukul di kuartal II akan lebih dalam lagi. Kontribusi semua sektor usaha di kuartal II berpeluang menunjukan angka penurunan atau minus.

“Konsumsi rumah tangga yang menjadi salah satu komponen besar dalam pertumbuhan kontribusinya juga akan mengalami penurunan di kuartal II. Bukan tidak mungkin semua sektor atau pengeluaran akan merealisasikan angka pertumbuhan negatif di kuartal II nanti. Bahkan, yang jadi persoalan adalah di kuartal II nanti diperkirakan pertumbuhannya juga negatif dibandingkan dengan kuartal I,” kata Gunawan.

Oleh karenanya, sambung dia, jelas ini akan menjadi masalah besar apalagi dibandingkan secara tahunan baik kuartal II tahun 2019 dan 2020. “Sama-sama kita berhadapan dengan perayaan keagamaan yang seharusnya momen tersebut menjadi momen pengeluaran rumah tangga sebagai motor untuk mendongkrak perekonomian. Namun, harapan tersebut sirna jika nantinya kuartal II-2020 justru lebih buruk dibandingkan dengan kuartal I-2020. Penyebabnya, hanya satu saja yakni penyebaran corona yang membuat ekonomi terpukul signifikan,” papar ekonom dari Universitas Islam Negeri Sumatera Utara ini.

Ditambah lagi, lanjut dia, dalam dua bulan sebelumnya Sumut merealisasikan deflasi yang sangat erat kaitannya dengan pelemahan daya beli masyarakat. Dengan kondisi seperti sekarang, Sumut jangan lagi mengejar pertumbuhan ekonomi di tahun 2020. “Kita harus rasional untuk tidak hanya mengejar pertumbuhan ekonomi semata. Tetapi, bagaimana upaya Sumut memerangi Covid-19 dan memenuhi daya beli meskipun harus dilakukan dengan bagi-bagi bantuan ke masyarakat,” sebutnya.

Lebih jauh Gunawan mengatakan, dalam ekonomi para ahli menyebutkan, bahwa resesi itu dikarenakan laju pertumbuan PDB Rill yang turun selama dua kuartal secara berturut-turut (negatif). Pun begitu, ada juga yang bilang pertumbuhan ekonominya minus dalam setahun baru dikatakan resesi.

Jika mengacu kepada terminologi pertama, maka Sumut sudah dipastikan masuk resesi. Kalau untuk pembuktian terminologi yang kedua, maka butuh setidaknya 2 bulan lagi.

“Di tahun ini kita hanya bisa berupaya, jangan berharap yang muluk-muluk. Sebab, semua negara di dunia tengah berhadapan dengan resesi saat ini. Jadi, hampir bisa dikatakan motor penggerak ekonomi sekarang benar-benar terpuruk, ditambah lagi perang antara Amerika Serikat dan China belum menemukan titik akhir,” tandasnya.

Penulis: Anita
Editor: Andy Hutagalung

Related Articles

Latest Articles