17.9 C
New York
Thursday, May 9, 2024

Pasien Covid-19 Disarankan Pengobatan Simtomatik dan Suportif

Medan, MISTAR.ID

Meski obat dan antivirus Covid-19 belum ditemukan secara pasti, tapi penderita yang terkena virus corona disarankan untuk melakukan pengobatan dengan terapi simtomatik dan suportif. Hal ini dilakukan guna mengurangi gejala dan meningkatkan daya tahan tubuh.

Jubir Satgas Penanganan Covid-19 Sumut, dr Aris Yudhariansyah menyebutkan, sampai saat ini pengobatan untuk membunuh virus corona belum ada. Namun, yang ada untuk tidak memperbesar dan mencegah agar tidak lebih agresif. Pengobatan tersebut sifatnya untuk terapi suportif dan juga simtomatik.

“Pengobatan pemberian terapi yang sifatnya suportif. Hal ini agar tubuh dapat melawan virus secara alamiah, seperti pemberian vitamin dan lain sebagainya. Lalu ada juga obat yang diberikan secara simtomatik. Misalnya, ketika demam diberi obat demam atau batuk diberi obat batuk,” ungkap Aris, Sabtu (7/11/20).

Baca Juga: Kontak Dekat Pada Pasien Covid-19, Menlu Inggris Isolasi Mandiri

Meski demikian, dia menyebutkan, dalam penanganan Covid-19 di tahap akhir, pemerintah pusat mungkin akan lebih agresif lagi dalam memberikan obat untuk Covid-19 sampai ke Puskesmas. Pemerintah saat ini gencar mengirimkan alat tes swab PCR dan reagensia yang selama ini susah didapat.

“Kalau memang pemerintah melakukan seperti itu, testing ke depan tidak lagi hanya akan bisa dilakukan di ibu kota saja, melainkan bisa sampai ke daerah atau hingga kecamatan,” paparnya.

Diutarakan dia, alat tes swab yang digunakan untuk penanganan pasien corona, jauh sebelumnya sudah ada digunakan untuk pemeriksaan penyakit TB paru. Namun, setelah adanya Covid-19, dikonversikan untuk pemeriksaan pasien corona dengan ditambah alat khusus.

Baca Juga: Perlunya Mempertahankan Perawatan dan Obat Osteoporosis pada Pasien Covid-19

“Sampai Desember, untuk testing kita sudah persiapan puluhan ribu alat tes. Mudah-mudahan sampai saat ini kita belum sampai kekurangan,” ujarnya.

Lebih lanjut Aris mengatakan, dalam penanganan Covid-19 di Sumut telah dilakukan dengan melibatkan komunitas. Karenanya, saat ini tenaga kesehatan tidak lagi menjadi garda terdepan melainkan komunitas yang berperan dalam mengedukasi masyarakat.

“Apalagi yang berpotensi paling besar menjadi klaster adalah rumah tangga. Kalau yang lain itu berubah-ubah baik perkantoran, rumah tangga, maupun sekolah,” paparnya.

Aris menegaskan, pandemi corona belum berakhir. Oleh karena itu, mau tidak mau membiasakan hidup berdampingan dengan virus corona. Tetapi, tetap dengan catatan menjaga protokol kesehatan atau setidaknya 3M, memakai masker saat beraktivitas, mencuci tangan pakai sabun atau hand sanitizer, serta menjaga jarak dan hindari kerumunan.

“Pencegahan menjadi paling penting untuk saat ini dengan membiasakan perilaku 3M. Selain itu, makan makanan bernutrisi tinggi seperti sayur dan buah, berolahraga teratur, tidur yang cukup serta tidak merokok maupun mengonsumsi alkohol,” terangnya.(saut/hm02)

 

Related Articles

Latest Articles