23.3 C
New York
Thursday, May 30, 2024

Biden Ancam Hentikan Pasokan Senjata Jika Israel Tetap Invasi Rafah

Washington, MISTAR.ID

Presiden Amerika Serikat Joe Biden untuk pertama kalinya berjanji secara terbuka untuk menahan senjata dari Israel jika pasukannya melakukan invasi besar-besaran ke Rafah di Gaza selatan. Sementara itu, negosiasi di Kairo mengenai rencana gencatan senjata di daerah kantung tersebut akan dilanjutkan pada hari Kamis.

“Saya telah menjelaskan bahwa jika mereka masuk ke Rafah, … Saya tidak akan memasok senjata,” kata Biden, yang pemerintahannya telah berulang kali meminta Israel untuk rencana melindungi warga sipil di Rafah, kepada CNN dalam sebuah wawancara, Rabu (8/5/24) waktu setempat.

Biden mengakui bahwa bom-bom AS yang dipasok ke Israel telah menewaskan warga sipil Gaza dalam serangan tujuh bulan yang bertujuan untuk menghancurkan Hamas.

Baca juga: Korban Tewas Dalam Banjir Brasil Sudah 55 Orang, 74 Masih Hilang

Komentar tersebut, yang merupakan pernyataan paling keras dari Biden, meningkatkan tekanan terhadap Israel untuk menahan diri dari serangan skala penuh terhadap Rafah, di mana ratusan ribu orang Palestina telah mencari perlindungan setelah melarikan diri dari pertempuran lebih jauh ke utara Gaza.

Tidak ada komentar langsung dari Israel atas pernyataan Biden, namun Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu mengatakan bahwa operasi Rafah akan terus berlanjut.

Israel mengatakan bahwa mereka harus menggempur Rafah untuk mengalahkan ribuan pejuang Hamas yang mereka katakan berada di sana.

Israel terus melakukan serangan tank dan udara di Gaza selatan setelah bergerak masuk melalui penyeberangan perbatasan Rafah dengan Mesir pada hari Selasa, memutus jalur bantuan yang sangat penting.

Biden berada di bawah tekanan dari rekan-rekannya di Partai Demokrat dan meningkatnya protes di kampus-kampus untuk mencegah Israel menginvasi Rafah. Dukungannya terhadap Israel telah menjadi tanggung jawab politik karena presiden mencalonkan diri untuk terpilih kembali.

Amerika Serikat sejauh ini merupakan pemasok senjata terbesar bagi Israel, dan mempercepat pengiriman setelah serangan Hamas pada 7 Oktober yang memicu serangan Israel di Gaza.

Biden mengatakan bahwa persenjataan AS untuk pertahanan Israel, seperti sistem anti-rudal Iron Dome, akan terus berlanjut.

Baca juga: Australia Naikkan Syarat Jumlah Tabungan Wajib Bagi Mahasiswa Internasional

Pada hari Rabu, para pejabat AS mengkonfirmasi bahwa Washington menghentikan sementara pengiriman 1.800 bom seberat 2.000 pon (907 kg) dan 1.700 bom seberat 500 pon ke Israel karena adanya risiko bagi warga sipil di Gaza.

Empat sumber mengatakan bahwa pengiriman tersebut, yang tertunda setidaknya selama dua minggu, melibatkan Joint Direct Attack Munitions buatan Boeing, yang mengubah bom biasa menjadi bom yang dipandu secara presisi, serta Bom Berdiameter Kecil (SDB-1).

Bom-bom tersebut merupakan bagian dari pengiriman yang telah disetujui sebelumnya ke Israel, bukan paket bantuan tambahan senilai 95 miliar dolar yang baru saja disahkan oleh Kongres AS pada bulan April lalu.

Duta Besar Israel untuk PBB, Gilad Erdan, menyebut keputusan tersebut sangat mengecewakan. Namun dia merasa yakin bahwa AS tidak akan berhenti memasok senjata ke Israel. (mtr/hm22)

Related Articles

Latest Articles