Orang Tua Siswa SMKN 10 Medan Minta Sekolah Realisasikan Tuntutan


Ratusan siswa SMKN 10 Medan saat demo menyampaikan kekecewaan karena gagal ikut SNBP. (f:dok/mistar)
Medan, MISTAR.ID
Orang tua siswa SMK Negeri 10 Medan meminta agar pihak sekolah segera merealisasikan sejumlah tuntutan yang telah mereka ajukan sebelumnya.
Perwakilan orang tua siswa, Oktavia Situmorang menyebutkan, permintaan ini dikarenakan mengingat pendaftaran Seleksi Nasional Berbasis Tes (SNBT), yang akan dibuka pada 11 Maret mendatang.
Oktavia mengatakan, Pelaksana Tugas (Plt) Kepala SMKN 10 Medan yakni Wilma Handayani akan memberikan jawaban paling lambat pada 25 Februari 2025.
“Jadi anak kita gratis uang sekolah selama 6 bulan, yang sudah sempat bayar akan dikembalikan paling lama tanggal 6 Mei 2025,” ujar saat dihubungi Mistar melalui pesan tertulis, pada Sabtu (22/2/25).
Adapun beberapa tuntutan dari para orang tua antara lain, pembebasan uang sekolah semester VI, mulai Januari hingga Juni 2025, yang besarannya Rp150.000 per bulan.
Pihak sekolah juga diminta memberikan Kartu Ujian Penilaian Akhir Semester (PAS), tanpa ada syarat pembayaran uang sekolah atau uang komite yang harus dilunaskan.
Kemudian pemberian bimbingan belajar gratis untuk persiapan siswa mengikuti SNBT, dengan mengundang pengajar dari eksternal. Siswa akan dibekali makanan dari orang tua, sementara minuman kemasan disediakan pihak sekolah.
Selain itu, orang tua juga meminta agar pihak sekolah wajib memberikan uang pendaftaran SNBT bagi ratusan siswa eligible tersebut. Diketahui, biaya pendaftaran SNBT sebesar Rp200.000 per siswa.
Pihak sekolah juga diminta untuk segera mengundang psikolog untuk melakukan pendampingan serta memotivasi siswa dalam persiapan UKK, PAS dan SNBT.
Para orang tua siswa mengajukan tuntutan itu buntut kegagalan anak-anak mereka mengikuti Seleksi Nasional Berdasarkan Prestasi (SNBP) 2025. Ini terjadi karena pihak sekolah lalai melakukan pengisian di Pangkalan Data Sekolah dan Siswa (PDSS). (susan/hm27)