Tuesday, January 21, 2025
logo-mistar
Union
MEDAN

Menjelang Imlek, Berbagai Buah Impor dan Kue Bakul Ada di Pasar Rame

journalist-avatar-top
By
Tuesday, January 21, 2025 13:56
54
menjelang_imlek_berbagai_buah_impor_dan_kue_bakul_ada_di_pasar_rame

Penjual buah impor dan kue bakul ada di Pasar Rame. (f: susan/mistar)

Indocafe

Medan, MISTAR.ID

Pasar Rame merupakan salah satu pusat perbelanjaan tradisional di Kota Medan yang menjual mulai dari pakaian, buah impor, kue hingga makanan-makanan khas imlek, yang membuat pasar ini semakin diminati terlebih saat menjelang perayaan hari besar yang jatuh pada 29 Januari 2025.

Salah seorang pedagang, Hendra (35), yang hanya menjual buah-buahan impor seperti jeruk, apel, pir dan anggur itu mengaku dagangannya kian laris menjelang Imlek.

“Biasanya nanti semingguan sampai tanggal 26 Januari sudah paling laris lah, padat (pasar) ini,” kata pemilik toko A Young Buah Pasar Rame, Sei Rengas II, Kecamatan Medan Area itu kepada mistar.id, Selasa (21/1/25).

Tak hanya itu, saat menjelang perayaan Imlek, Hendra juga menjajakan kue bakul. Ia menyebutkan, selalu memasok bahkan hingga 100 kilogram kue bakul per beberapa hari.

“Kalau kue bakul, tiap tahun jelang imlek selalu jual. Harganya Rp40.000 sekotak. Sampai tanggal 26 (Januari) itu banyak, ada yang beli juga sampai 20 kilogram. Karena ini kan mau mereka bagi-bagi ke keluarga,” tuturnya.

Selain kue bakul, produk andalan di lapaknya yang sudah buka sejak tahun 1990-an ini adalah jeruk ponkam yang tak kalah saing. Menurutnya, kebanyakan masyarakat akan membuat hampers buah untuk dibagikan ke orang lain.

“Kalau hari biasa, hanya untuk keperluan sembahyang aja. Kalau jelang imlek begini, banyak. Bisa sampai beli dua hingga tiga kotak per orang. Satu kotak itu bisa 15 atau 20 buah,” ucapnya.

Namun, Hendra yang merupakan generasi kedua dalam menjalankan usaha orang tuanya itu juga mengatakan, bahwa pasar ini sudah mengalami penurunan setelah semakin banyaknya pasar buah yang baru dibuka.


“Jadi kami sepi dan menurun, banyaklah yang menurun mulai dari covid itu. Hampir lima puluh persen penurunan yang kami alami sampai sekarang,” ungkapnya.

Tapi dengan sudah adanya pelanggan tetap, Hendra masih mampu menjalankan usahanya. Karena menurutnya masih banyak yang percaya dan membeli di lapaknya baik orang-orang yang sedang merayakan Imlek maupun tidak.

Salah seorang pembeli, Elfrida, mengaku sering membeli kue bakul saat menjelang perayaan Imlek. Bahkan warga Jalan Pancing itu juga memiliki cara tersendiri untuk menikmati kue bakul.

“Biasanya, saya bekukan dulu di kulkas. Setelah itu saya potong, dicelupkan ke adonan tepung lalu di goreng sampai warnanya kecoklatan. Kadang saya tambahkan kelapa parut. Hasilnya manis dan lebih gurih, cocok banget untuk cemilan,” terangnya.

“Ini sudah tradisi keluarga kalau menjelang Imlek, wajib makan kue bakul. Walaupun kami bukan keturunan Tionghoa, tapi makna yang ada dalam kue bakul ini kami percaya bisa membawa rezeki dan ditambah rasa kue ini juga enak, jadi kesukaan keluarga,” sambungnya. (susan/hm20)

journalist-avatar-bottomRedaktur Elfa Harahap

RELATED ARTICLES