14.4 C
New York
Sunday, April 28, 2024

Mata Uang Rupiah Terkoreksi, Pasar Lebih Banyak Mengandalkan Faktor Teknikal

Medan, MISTAR.ID

Data inflasi Jepang menjadi salah satu pendorong menguatnya sejumlah bursa di Asia. Mayoritas bursa di Asia mengalami penguatan pada perdagangan hari ini.

Analisis Keuangan Sumut, Gunawan Benjamin, mengatakan Jepang merealisasikan inflasi bulan Desember paling rendah dalam 6 bulan terakhir.

IHSG berpeluang untuk mengekor kinerja bursa di Asia, meskipun diproyeksikan masih akan kesulitan untuk menembus level psikologis 7.300.

Baca juga : Rupiah Menguat Bersama Mata Uang Asia Lainnya, Dolar AS Merosot

“Pelaku pasar masih menanti rilis data investasi asing (FDI) China pada siang nanti. Jika data tersebut dirilis nantinya akan berpeluang merubah arah pergerakan pasar. Akan tetapi IHSG pada sei pembukaan perdagangan naik dikisaran level 7.268. IHSG berpeluang bergerak dalam rentang 7.200 hingga 7.280 pada perdagangan hari ini,” jelasnya pada mistar.id, Jumat (19/1/24).

Di sisi lain, Gunawan menuturkan tekanan pada mata uang rupiah pada hari ini dipicu oleh meningkatnya imbal hasil US Treasury 10 tahun yang mengalami peningkatan di kisaran 4.163%,mata uang rupiah berpeluang mengalami tekanan pada perdagangan hari ini.

“Sedangkan kinerja mata uang Rupiah di sesi perdagangan pagi terpantau sedikit mengalami tekanan di kisaran level 15.620 per US Dolar,” ujarnya.

Baca juga : Pasar Keuangan Diprediksi Volatile Sepekan ke Depan

Sementara itu, harga emas mengalami penguatan pada sesi perdagangan pagi. Emas ditransaksikan dikisaran level $2.023 per ons troy nya.

“Di tengah minimnya sentimen pasar di akhir pekan ini, pasar keuangan dan emas masih mengandalkan faktor teknikal, hingga nantinya ada rilis data ekonomi berpengaruh yang dijadwalkan dirilis di sesi perdagangan kedua. Meski demikian harga emas sempat tertekan di sesi perdagangan waktu AS, seiring membaiknya imbal hasil obligasi AS,” tandasnya. (dinda/hm18)

Related Articles

Latest Articles