13.6 C
New York
Monday, May 6, 2024

Jelang Akhir Tahun, Harga Kebutuhan Pokok dan Inflasi Terkendali

Medan, MISTAR.ID

Sejumlah pedagang besar/distributor mengakhiri perdagangannya hari ini Kamis (30/12/21) dan berencana akan membuka kembali lapaknya pada hari Minggu (2/1/22) mendatang.

Menurut pengamat ekonomi Sumatera Utara (Sumut), Gunawan Benjamin akan ada sekitar 30% hingga 40% distributor besar hortikultura di Pasar Induk Tuntungan menutup dagangannya. Dan sebagian mungkin akan mengurangi jam operasionalnya.

“Sehingga pasokan barang akan mengalir seperti biasanya ke pasar tradisional (pengecer), itu terakhir pada hari Jumat (31/12/21). Karena pasar induk tuntungan (Lau Chi) ini kan bukanya pada malam hari. Jadi stok masih akan normal hingga besok (Jumat). Namun ini bukan masalah besar dan bukan ancaman bagi kemungkinan terjadinya lompatan harga,” kata Benjamin, Kamis (30/12/21).

Baca Juga:Harga Cabe Rawit dan Daging Ayam Merangkak Naik, Minyak Goreng Mulai Turun

Dia melanjutkan, pada dasarnya belanja masyarakat di tahun baru ini turun tajam. Belanja masyarakat mengalami titik tertingginya itu pada hari Kamis. Sementara itu, seiring dengan kebijakan Pemerintah Kota Medan yang akan memberlakukan penyekatan di malam tahun baru, membuat masyarakat yang berwisata akan ke luar dari Kota Medan pada hari Jumat.

“Jadi hari Jumat atau H-1 sebelum tahun baru itu masyarakat akan melakukan banyak persiapan. Baik itu persiapan untuk ke luar dari Kota Medan, maupun persiapan untuk menyambut tahun baru di rumah. Di sisi lain, petani juga tidak jauh berbeda. Banyak petani yang melakukan persiapan serupa di daerahnya masing-masing,” imbuhnya.

Bahkan, tidak sedikit petani yang memanen tanamannya lebih dini untuk mendapatkan dana segar sebagai persiapan menghadapi tahun baru. Itulah mengapa sejumlah kebutuhan pangan hortikultura turun harganya dalam satu atau dua hari belakangan ini.

Baca Juga:Harga Kebutuhan Pangan di Langkat Melonjak

“Sebagai contoh, cabai merah yang harganya turun tajam di kisaran Rp20.000 per kg saat ini. Jadi stok akan mencukupi, kalaupun terjadi gejolak harga di tahun baru ini biasa. Tidak usah panik, pembeli dan penjual juga akan sangat sedikit yang melakukan transaksi. Dan tidak akan mengganggu kinerja inflasi. Desember 2021 ini meskipun diwarnai kenaikan harga kebutuhan pangan di sejumlah daerah di tanah air, namun untuk Sumut inflasinya masih sangat terkendali,” bebernya.

Sementara itu, untuk harga daging ayam rata-rata di bulan ini mengalami kenaikan sekitar 10% dibandingkan bulan sebelumnya. Harga telur ayam naik sekitar 3,4%, bawang merah naik sekitar 11,6%, bawang putih naik sekitar 2,5%, cabai rawit naik sekitar 37%, sementara minyak goreng rata rata naik sekitar 0,9%. selain itu ikan segar, sejumlah sayur-sayuran, tiket pesawat juga mengalami kenaikan di bulan ini,” ungkapnya.

Untuk harga cabai merah, sambungnya, justru memberikan sumbangan deflasi di bulan ini. Cabai merah turun sekitar 25% di bulan Desember. Nah, setelah tahun baru nanti, Januari 2022 sejumlah kebutuhan pangan berpeluang untuk mengalami penurunan.

“Saya belum melihat adanya potensi deflasi di Januari. Kenaikan harga rokok, LPG non subsidi, kemungkinan kebijakan pengendalian distribusi LPG subsidi, rencana kenaikan tarif listrik non subsidi, serta ancaman kenaikan bahan pangan dan energi dunia masih menghantui di tahun depan,” urainya. Masih dikatakannya, meskipun di Nataru atau sepanjang tahun 2021 Sumut masih mampu mengendalikan inflasi, akan tetapi kemampuan ini bisa saja tertekan dengan sejumlah rencana kenaikan harga di tahun depan. (anita/hm14)

Related Articles

Latest Articles