26 C
New York
Thursday, May 9, 2024

Inflasi Meningkat di September, BI: Masih Tetap Terjaga

Medan, MISTAR.ID

Perekonomian Sumatera Utara tahun 2022 diperkirakan tumbuh lebih tinggi dari tahun 2021 dengan rentang proyeksi 4,1%-4,9% (yoy). Kian pulihnya mobilitas dan membaiknya daya beli akan mendorong konsumsi masyarakat.

Secara bulanan, Indeks Harga Konsumen (IHK) gabungan 5 kota di Sumatera Utara pada bulan ini tercatat meningkat dibandingkan bulan sebelumnya.

“Namun untuk inflasi ini masih tetap terjaga,” kata Kepala Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Sumatera Utara (KPwBI Sumut) Doddy Zulverdi, Rabu (26/10/22).

Baca Juga:Tekan Inflasi Melalui Digitalisasi Sistem Pembayaran

Disebutkannya pula secara tahunan, inflasi Sumatera Utara pada bulan September 2022 juga tercatat mengalami kenaikan. Sumber inflasi terutama berasal dari kelompok transportasi.

“Pada kelompok transportasi, komoditas bensin, angkutan dalam kota, solar, dan angkutan antar kota menjadi penyumbang inflasi terbesar,” ujar Doddy, didampingi Deputi Direktur BI Sumut Azka Subhan Aminurridho dan Wakil Deputi Direktur Poltak Sitanggang.

Sementara itu, Doddy memaparkan pada Oktober 2022, inflasi Sumatera Utara secara bulanan diprakirakan lebih rendah dibandingkan bulan sebelumnya. Puncak panen raya aneka cabai yang diprakirakan berlangsung di bulan Oktober akan menambah pasokan cabai di Sumut.

Baca Juga:Presiden Jokowi: Tidak Ada Negara Sedetail Indonesia Tangani Inflasi

Selain itu, Koordinasi TPIP maupun TPID Provinsi dan Kabupaten/Kota dalam GNPIP juga diprakirakan akan menjaga stabilitas harga pangan seperti melalui penyelenggaraan operasi pasar/pasar murah.

“Percepatan realisasi anggaran pengendalian inflasi, dampak kenaikan BI7DRR, dan penurunan harga BBM Pertamax per 1 Oktober 2022 juga diprakirakan menjadi faktor penahan inflasi Sumatera Utara periode Oktober 2022,” bebernya.

Di sisi lain, lanjut Doddy, masih terdapat faktor pendorong inflasi Sumut pada Oktober 2022 yakni prakiraan tingginya curah hujan dan sifat hujan, berlanjutnya dampak kenaikan harga BBM subsidi terhadap biaya hidup dan biaya angkut, serta tren tingginya harga gabah di tingkat petani maupun penggilingan.

Baca Juga:Inflasi Terkendali, Pemprov Sumut Dapat Bonus Rp35 M dari Pemerintah Pusat

“Dengan terus berlanjutnya di tengah percepatan pemulihan ekonomi dan normalisasi permintaan masyarakat, inflasi Sumatera Utara pada tahun 2022 diprakirakan lebih tinggi dari 2021 serta berpotensi berada di atas batas sasaran inflasi nasional,” tuturnya.

Doddy mengungkapkan peran dan dukungan Bank Indonesia dalam sosialisasi dan edukasi QRIS di berbagai komunitas terhadap aktivitas transaksi yang terlihat semakin solid yaitu dilakukan penyediaan fasilitas pembayaran non tunai menggunakan QRIS.

“Pembayaran non tunai menjadi pelengkap pembayaran tunai yang beredar di masyarakat. Oleh karena itu dalam mendukung dua kebijakan tersebut, KPwBI Sumut melakukan sinergi sosialisasi dan edukasi sistem keuangan digital QRIS sejalan dengan menumbuhkan rasa cinta, bangga, paham pada rupiah,” ungkap Doddy. (anita/hm14)

Related Articles

Latest Articles