Medan, MISTAR.ID
Komisi Pengawasan Persaingan Usaha (KPPU) Kanwil I terus menyoroti harga beras yang saat ini terus melambung. Kenaikan harga beras sudah terjadi sejak akhir tahun lalu hingga saat ini.
Kepala Kantor Wilayah I KPPU, Ridho Pamungkas mengatakan, indikasi penyebab harga beras naik yang ditemukan adalah persoalan produksi. Ia menyebut, penurunan produksi terjadi di beberapa tempat di Indonesia yang diiringi kenaikan harga produksi serta pupuk.
“Terutama pada harga pupuk yang naik imbas dari perang Rusia dan Ukraina sehingga produksi turun. Sehingga berbicara kebutuhan beras dibanding dengan produksinya penghitungannya masih kurang, maka Indonesia melakukan impor. Sementara harga beras secara internasional juga naik dan tinggi,” jelas Ridho Pamungkas pada Mistar, Selasa (12/9/23).
Baca Juga:Â Harga Beras Meroket, Pedagang Makanan di Siantar Memilih Pasrah Demi Bertahan Hidup
KPPU sendiri, sambung Ridho, masih mendalami hal ini, apakah ada oknum yang sengaja memanfaatkan kondisi berkurangnya pasokan untuk menaikkan harga lebih tinggi lagi atau praktek eksploitasi/kartel.
“Memang temuan kita yang menyebabkan potensi kartel itu bisa muncul di komoditi beras ini karena berkurangnya kilang beras di Indonesia,” kata dia.
Untuk Sumatera Utara, lanjut Ridho, saat ini menempat peringkat empat penghasil beras secara nasional setelah Jawa Barat, Jawa Timur dan Sulawesi Utara.
“Di Sumut memiliki 34 kilang besar, tapi kita belum indentifikasi secara lebih lanjut,” ungkapnya.
