20.5 C
New York
Friday, May 10, 2024

Film Festival Perdana di Medan, Tampilkan 6 Wajah Mancanegara

Medan, MISTAR.ID

Film festival lintas budaya yang memperlihatkan enam karakter dari dalam negeri dan dari luar Indonesia akan ditayangkan di Kota Medan.

Programer Festival Film, dr. Daniel Wirawan mengatakan bahwa bukan hanya karya anak Medan ataupun Indonesia saja yang ditampilkan, namun juga ada dari 6 negara yakni dari India, Iran, Prancis, Belgia, Malaysia dan Indonesia.

Festival film diyakini menjadi impian anak-anak perfilman di kota Medan untuk tarap International. Dengan memberikan alternatif tontonan yang menggait enam negara.

Baca juga; Bangkitkan Gairah Perfilman Lokal, Dinas Pariwisata Medan Bersama Kemendikbud dan BPI Gelar MFF 2023

“Jadi tema kita kali ini mengusung tentang lintas culture (budaya) untuk merayakan keberagaman karena Medan kan wajah multi etnis yang sangat beragam, nah jadi tadi film opening kita “Rain Town” itu adalah film Malaysia yang di sutradarai oleh Tunku Mona Riza itu adalah film malaysia berbasis china pertama yang disutradaranya perempuan melayu,” jelasnya pada mistar.id, Sabtu (25/11/23) Sore.

Film ini ditayangkan di dua tempat berbeda selama 2 hari, yakni di Gedung Utama dan Ruang Teater yang bertempat di Taman Budaya Medan mulai tanggal 25-26 November 2023 mulai pukul 10.00-23.00 WIB.

dr. Daniel juga menjelaskan dari banyaknya ragam etnis di mancanegara, masyarakat harus bisa menceritakan keberagaman masyarakat lainnya.

“Jadi ditengah masyarakat yang beragam, kita bertetangga dengan etnis lain kita harus bisa juga menceritakan kisah tetangga kita, cerita saudara kita jadi tidak hanya orang jawa yang membuat cerita orang jawa. Tapi kita bisa berbaur dan menceritakan saudara-saudara kita dengan baik,” tuturnya.

Baca juga; Mahasiswa UINSU Diajak Lahirkan Film Pendek yang Mendidik dan Berbudaya

Begitu juga dengan film Qodrat yang merupakan film horor berkarakter religi dan islami namun yang mengerjakannya adalah orang-orang multi etnis.

Programer itu berharap Indonesia mampu mengikuti perfilman negara lain yang tak hanya menceritakan satu etnis saja.

“Ada film Malaysia berbahasa Tamil, ada film Malaysia berbahasa China. Ya kita berharap perfilman Medan bisa seperti itu, karena dulu kan kita punya film bahasa batak dan karo ya walaupun tidak ditayangkan dibioskop, tapi itu adalah contoh keberagaman,” katanya.

Begitu juga dengan Prisia Nasution yang juga merupakan aktris perfilman Indonesia dan sutrada film memberikan pesan pada generasi muda karena Medan pernah menjadi kiblat industri film.

Baca juga: Kisah Kesempatan Kedua, Pengorbanan dan Cinta di Film Berjudul Jatuh Cinta Seperti di Film-film

“Teruslah memajukan industri perfilmannya, hidupkan juga yang di daerah-daerah. Semakin banyak membuat konten lokal mungkin, kita jadi bisa saksikan di Indonesia dan juga mancanegara,”

Lanjutnya Prisia juga berpesan pada generasi muda yang sedang dalam proses pembuatan film.

“Jangan pernah bosen, jangan pernah takut, jangan patah semangat, buat terus karya-karya lokal dan Indonesia, mau menceritakan apapun pasti ada aja yang nonton, di jamin pasti bagus-bagus kalau dibuatnya pakai hati,” pesannya pada generasi muda. (Dinda/hm17)

Related Articles

Latest Articles