Defri pun menerangkan wilayah yang terdeteksi titik panas itu bukanlah wilayah yang telah terjadi kebakaran lahan, melainkan hanya sekadar wilayah yang terdapat titik panas saja.
“Faktornya karena penyinaran matahari, dan ada faktor dari daratannya. Kalau ada bangunan yang beratap seng atau sesuatu yang mudah panas ketika kena sinar matahari atau karena ada pembakaran sampah yang besar, maka bisa terdeteksi juga jadi titik panas,” jelasnya.
Baca juga :Â Hari Ini, BMKG Deteksi 7 Titik Panas di Sumut
Lebih lanjut, kata Defri, salah satu upaya untuk mengantisipasi terjadinya kebakaran lahan atau hutan adalah dengan memberikan informasi cuaca kepada masyarakat.
“Seperti prakiraan peluang terjadinya curah hujan, peringatan dini Hari Tanpa Hujan (HTH) untuk wilayah Sumut, dan memantau titik panas yang diteruskan ke stakeholder,” tandasnya. (deddy/hm18)
