17.5 C
New York
Monday, April 29, 2024

146 Kader Dilibatkan untuk Percepatan Eliminasi TBC di Medan

Medan, MISTAR.ID

Program pengendalian TBC telah menjadi prioritas dalam pembangunan nasional. Upaya penanggulangan tuberkulosis di Indonesia tahun 2020-2024 diarahkan untuk mempercepat eliminasi tuberkulosis pada tahun 2030, serta mengakhiri epidemi tuberkulosis di tahun 2050.

Di Kota Medan, salah satu upaya percepatan eliminasi TBC adalah melalui pelibatan kader. Kader memiliki banyak peran bagi pasien TBC, di antaranya meningkatkan penemuan kasus TBC, melakukan pelacakan pasien yang belum berobat dan mendorong pasien agar mau segera memulai pengobatan.

Serta, memberikan edukasi dan motivasi bagi pasien dalam pengobatannya terutama bagi pasien yang mangkir berobat, sehingga mau berobat kembali dengan patuh hingga tuntas.

Baca Juga:Forum Multi Sektor Percepatan Eliminasi TBC Medan

Untuk itu, Dinas Kesehatan Kota Medan bersama Yayasan KNCV Indonesia dengan pendanaan USAID, telah membekali 146 kader di Kota Medan dengan keterampilan pendampingan pasien TBC RO melalui Lokakarya Pendampingan Pasien TBC RO Terintegrasi Komunikasi dan Motivasi.

Dua dari sekian banyak kader yang memiliki peran besar dalam upaya penanggulangan TBC di Kota Medan adalah Ibu Syaihatni dan Ibu Nora Florida Sirait.

Salah satu kader di Puskesmas Johor, Syaihatni (54) adalah salah satu yang mendapatkan peningkatan kapasitas untuk pendampingan pasien.

Baca Juga:Waspada, Gejala TBC di Tengah Pandemi Covid-19

Dia merasakan manfaat dalam mendukung kinerjanya sebagai kader dalam melakukan pendampingan untuk pasien yang belum mulai pengobatan.

“Pengalaman saya mendampingi pasien TBC RO, pada saat pertama kunjungan ke rumah pasien, pasiennya marah-marah karena beliau tidak terima bahwa dia didiagnosis TBC RO. Namun setelah saya berikan edukasi dan motivasi, akhirnya si Ibu bisa menerima kenyataan sakitnya dan mau memulai berobat,” sebut Syaihatni, Minggu (15/5/22).

Materi komunikasi dan motivasi yang dia dapatkan dalam pelatihan, sangat membantu Syaihatni dalam melakukan pendampingan pasien di lapangan.

Baca Juga:Peringati Hari TBC, Yayasan Mentari Meraki Asa Gelar Berbagai Perlombaan

Dia menambahkan, bahwa dalam melakukan pendampingan tidak bisa dilakukan hanya dalam satu kali pertemuan saja, seringkali butuh beberapa kali kunjungan hingga akhirnya pasien mau memulai pengobatan.

Sementara itu, Nora Florida Sirait (51) dari Puskesmas Sei Agul telah menjadi kader kesehatan selama 20 tahun. Namun semangatnya tidak pernah pudar dalam menjalani perannya sebagai kader di masyarakat.

“Saya merasa senang dan bangga bisa mengenal banyak orang dan memiliki pengalaman lebih terkait TBC, walaupun hanya bekerja secara sukarela.” ujarnya.(anita/hm10)

Related Articles

Latest Articles