17.7 C
New York
Tuesday, May 7, 2024

Varian Baru Jadi Penyebab Meningkatnya Kasus Covid-19 di Eropa

Amerika Serikat, MISTAR.ID

Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit AS (CDC) saat ini sedang meneliti beberapa varian baru COVID-19. Lewat rilis tertulisnya yang dilihat pada Minggu (2/7/23), CDC mengumumkan pihaknya menemukan lebih banyak subvarian Omicron.

Varian jenis baru bernama EU.1.1. dan semakin kompleks. Dalam daftar tersebut, varian EU.1.1. Subvarian Omicron ini pertama kali diidentifikasi oleh para ilmuwan pada awal tahun 2023 karena peningkatan kasus yang cepat di beberapa negara Eropa.

CDC memperkirakan varian EU.1.1 telah menyumbang sekitar 1,7 persen dari total kasus COVID-19 di seluruh Amerika Serikat.

Namun, kemungkinan telah mencapai sekitar 8,7 persen dari kasus di wilayah-wilayah seperti Colorado, Montana, Dakota Utara, Dakota Selatan, Utah, dan Wyoming.

Baca juga: Status Pandemi Covid-19 Dicabut, Satgas Imbau Warga Siantar Tetap Terapkan Prokes di Masa Endemi

Peneliti dari New York Institute of Technology dan Arkansas State University di Jonesboro, Rajendram Rajnarayanan menyatakan varian EU.1.1 lebih mudah menular dibandingkan varian atau subvarian sebelumnya, seperti XBB 1.5.

“Namun, varian yang sedang beredar saat ini tidak memiliki keunggulan yang signifikan dibandingkan dengan varian lainnya,” ujar Rajnarayanan yang mengelola basis data varian COVID-19.

Meskipun demikian, saat ini belum diketahui apakah subvarian Omicron atau varian EU.1.1 akan menimbulkan gejala berbeda seperti yang terjadi pada subvarian Omicron 1.16. Sebelumnya, Omicron 1.16 telah dilaporkan menyebabkan gejala mata merah. (mtr/hm20)

Related Articles

Latest Articles