13.2 C
New York
Friday, May 3, 2024

Usai Toyota, Sejumlah Merek Mobil Jepang Siap Angkat Kaki dari Rusia

Tokyo, MISTAR.ID

Sejumlah produsen sudah memutuskan angkat kaki dari Rusia karena situasi perang dengan Ukraina berimbas buruk pada bisnis. Toyota menjadi produsen terkini yang menyatakan menutup sebagian besar operasinya di Rusia dan kemungkinan bakal diikuti kompatriotnya.

Mazda mempertimbangkan ikut jejak Toyota mengakhiri produksi kendaraan di Rusia. Latar belakang keinginan Mazda seperti Toyota, terkait gangguan pasokan komponen akibat perang Rusia dengan Ukraina hingga dianggap menjalankan ulang produksi semakin sulit.

Mazda memiliki fasilitas produksi di area timur Vladivostok hasil kerja sama dengan produsen mobil lokal Sollers. Produksi mobil Mazda dilakukan dengan metode knockdown yang artinya komponen dikirim terpisah kemudian dirakit lokal.

Baca juga:Mobil yang Ditumpangi Istri Mantan Perdana Menteri Jepang Shinzo Abe Ditabrak di Jalan Tol Tokyo

Menurut data MarkLines yang diolah Nikkei Asia, pabrik Vladivostok sempat memproduksi sampai 29 ribu unit pada 2021. Itu merupakan gabungan produksi Mazda dan Sollers.

Mazda telah menghentikan sementara produksi di pabrik tersebut dan sekarang berpikir untuk melakukannya permanen. Sejauh ini belum ada keputusan bakal mengakhiri bisnis penjualan mobil baru dan perawatan.

Kabar Mazda ini datang usai pengumuman Toyota pada pekan lalu yang mengakhiri operasi di Rusia. Toyota menyetop bisnis produksi dan penjualan kendaraan, tetapi purna jual tetap dijalankan untuk melayani konsumen yang sudah membeli mobil Toyota.

Jun Nagata, kepala komunikasi Toyota, menjelaskan perusahaan berencana ‘melikuidasi unit lokal, ketimbang menjualnya’.

Produsen Jepang lain di Rusia, Nissan, sudah memutuskan memperpanjang masa pemberhentian pabrik di St. Petersburg dari September menjadi sampai akhir Desember.

Mitsubishi juga menghentikan sementara operasi pabrik hasil joint venture dengan Stellantis Europe di area selatan provinsi Kaluga.

Renault asal Prancis telah mematikan operasi bisnis di Rusia.

Toyota menyerah
Sulitnya pengadaan suku cadang dan pemenuhan kompensasi pekerja menjadi alasan Toyota angkat kaki di Rusia.

Tanpa pasokan suku cadang yang stabil, Toyota menganggap tak ada prospek melanjutkan produksi dalam waktu dekat. Tanpa produksi dan impor mobil baru, unit lokal Toyota di Rusia menggunakan cadangan kas buat membayar karyawan.

Baca juga:Presiden Ukraina Zelensky: Rusia Incar Saya dan Keluarga

Mengingat kebutuhan gaji terus ada dan kas terus menipis, Toyota memutuskan keluar dari Rusia.

Pada tahun lalu Toyota memproduksi 80 ribu unit dan menjual 110 ribu unit di Rusia. Pabrik Toyota di St. Petersburg salah satunya memproduksi RAV4.

Selain soal bisnis, produsen juga kemungkinan berpikir tentang citra bila terus beroperasi di Rusia. Sejak Rusia menginvasi Ukraina pada Februari lalu, berbagai produsen menyuarakan keprihatinan melanjutkan operasi di Rusia tak dapat diterima oleh pemegang saham.

Sikap Toyota ini diprediksi akan menjalar cepat ke produsen lainnya, termasuk para pemasok. Toyota Boshoku, yang masuk ke Rusia bersama Toyota Motor untuk memproduksi jok, terpaksa mengakhir bisnisnya di pasar. (cnn/hm06)

Related Articles

Latest Articles