13.6 C
New York
Thursday, May 2, 2024

Tiba di Manila, Presiden Jokowi di Demo Warga Filipina

Manila, MISTAR.ID

Sejumlah warga dan aktivis kemanusia Filipina menggelar aksi demostrasi saat Presiden Joko Widodo (Jokowi) tiba di Manila ibu kota negara tersebut, Rabu (10/1/24).

Puluhan orang yang ikut dalam unjuk rasa itu mengacungkan berbagai poster dan slogan bertuliskan “Bebaskan Marie Jane Veloso!”, “Presiden Widodo Berikan Grasi Bagi Korban Perdagangan Orang Mary Jane Veloso”, dan “Bongbong Marcos Ajukan Grasi untuk Mary Jane!”.

Massa juga menuntut Jokowi membebaskan terpidana mati Marie Jane di Indonesia karena kasus narkoba pada 2010. Dalam unjuk rasa itu turut hadir keluarga Marie Jane, salah satunya ibu Celia Veloso.

Baca juga: Menlu Tiongkok dan Filipina Diskusi Masalah Laut China Selatan

“Ini hadiah yang bisa Anda (Jokowi) beri di hari ulang tahunnya, kebebasannya,” kata ibunda Mary Jane, Celia Veloso, bermohon kepada Jokowi menggunakan pengeras suara.

Selain orasi, Celia dan suaminy juga sempat berniat memberikan surat ke Istana Malacanang saat Jokowi tiba di lokasi. Namun, polisi tidak mengizinkan dan hanya memperbolehkan tim kuasa hukum keluarga Mary Jane yang masuk ke istana.

Sementara itu, Wakil Menteri Luar Negeri Filipina Theresa Lazaro, mengaku bahwa kasus Mary Jane turut dibahas Bongbong saat pertemuannya dengan Jokowi.

Saat ini, Filipina juga sedang menangani kasus dugaan jaringan perdagangan orang di mana Mary Jane menjadi salah satu korbannya.

Melalui pernyataan pada Rabu, Lazaro mengatakan selama kunjungan Jokowi, saat ini Filipina sedang berupaya meminta Mary Jane menjadi saksi di persidangan kasus yang sedang ditangani Pengadilan Regional Neuva Ecija tersebut.

Baca juga: Kualifikasi Piala Dunia, Indonesia Lawan Filipina Imbang 1-1

“Interogasi hukum yang diperlukan oleh Pengadilan Regional Filipina mengenai kasus Mary Jane Veloso telah dikirim ke Jakarta untuk dijawab oleh Veloso, sebagai bagian dari tugasnya menyusul gugatan mengenai kasus tertunda yang dia ajukan terhadap perekrut ilegalnya,” ucap Lazaro.

Lazaro mengatakan Presiden Marcos berharap perkembangan kasus ini akan memberinya grasi pada waktu yang tepat.

“Pemerintah Filipina akan terus berupaya untuk membantu Ibu Veloso dan keluarganya,” tambah Lazaro.

Di sela-sela pertemuan KTT ASEAN di Labuan Bajo pada 2023 lalu, Presiden Marcos juga telah meminta Jokowi meninjau kembali kasus Mary Jane.

Baca juga: Beijing Mengingatkan Filipina Tentang Rute Melancong di Laut China Selatan

Perlu diketahui, Mary Jane Fiesta Veloso ditangkap di Bandara Internasional Adi Sutjipto Yogyakarta pada April 2010 karena tertangkap tangan membawa 2,6 kilogram heroin.

Enam bulan kemudian, majelis hakim Pengadilan Negeri (PN) Sleman, Yogyakarta menjatuhkan vonis mati terhadap Mary Jane.

Presiden RI Joko Widodo juga menolak permohonan grasi yang diajukan Mary Jane pada tahun 2014.

Saat akan menjalani eksekusi mati bersama 8 terpidana kasus narkoba di Nusakambangan, Cilacap, Jawa Tengah, 29 April 2015; Mary Jane urung dieksekusi dan dikembalikan ke Lapas Yogyakarta karena ada permohonan dari otoritas Filipina terkait pengakuan Maria Kristina Sergio bahwa Mary Jane diduga menjadi korban perdagangan manusia. (cnn/hm17)

Related Articles

Latest Articles