16.8 C
New York
Tuesday, May 14, 2024

Sudan Makin Panas, Kemenlu Upayakan Penyelamatan 1.200 WNI

Jakarta, MISTAR.ID

Makin panasnya situasi di Sudan akibat perang antara tentara dan pasukan paramiliter RSF, menyebabkan negara-negara asing berusaha mengevakuasi warga masing-masing, tak terkecuali pemerintah Indonesia.

Direktur Perlindungan WNI dan BHI Kementerian Luar Negeri (Kemenlu) Judha Nugraha, melalui pesan singkat, Minggu (23/4/23) menyatakan, Pemerintah RI sedang terus bekerja mempersiapkan evakuasi berkoordinasi dengan PBB dan beberapa misi asing di Sudan.

Namun, Judha tidak menyebutkan detail upaya yang dilakukan.

Baca Juga:Konflik Militer di Sudan, Satu WNI Terkena Peluru Nyasar

“Mohon doanya,” katanya.

Berdasarkan data Kedutaan Besar Republik Indonesia (KBRI) Khartoum, WNI yang berada di Sudan saat ini berjumlah 1.209 orang. Menlu Retno Marsudi mengatakan, dia tengah mematangkan rencana evakuasi bersama lima perwakilan Indonesia di luar negeri, yaitu KBRI Khartoum, Kairo, Riyadh, Addis Ababa, dan KJRI Jeddah.

Sementara itu, Amerika Serikat dan Inggris mengatakan akan membantu staf dari kedutaan agar dapat keluar dari Sudan, tetapi evakuasi dari beberapa negara lain menghadapi masalah pada hari Minggu (23/4/23), ketika faksi militer yang bersaing bertempur di ibu kota Khartoum.

Baca Juga:Gencatan Senjata di Sudan Gagal, Pertempuran Kembali Berlanjut

Letusan pertempuran delapan hari lalu antara tentara dan kelompok paramiliter Rapid Support Forces (RSF) telah memicu krisis kemanusiaan, menewaskan 400 orang dan menjebak ribuan warga sipil di rumah mereka.

Ketika orang-orang berusaha melarikan diri dari kekacauan dan negara-negara asing mencoba menarik warga negara mereka, tembakan terdengar di seluruh ibu kota dan asap hitam membubung di atas awan kata seorang wartawan Reuters.

Pihak yang bertikai saling menuduh menyerang konvoi warga negara Prancis, keduanya mengatakan satu orang Prancis terluka. Kementerian Luar Negeri Prancis, yang sebelumnya mengatakan sedang mengevakuasi staf diplomatik dan warga negara, tidak berkomentar.

Baca Juga:Perang Sudan Tewaskan 413 Orang dan 3.551 Terluka

Kepala Organisasi Kesehatan Dunia WHO Tedros Ghebreyesus menggambarkan beberapa serangan mematikan terhadap fasilitas kesehatan.

“Paramedis, perawat garis depan, dan dokter seringkali tidak dapat mengakses yang terluka dan yang terluka tidak dapat mencapai fasilitas,” cuitnya. (tempo/hm14)

Related Articles

Latest Articles