Setahun Terakhir, Kebencian Terhadap Islam dan Kristen di India Meningkat
![journalist-avatar-top](/_next/image?url=https%3A%2F%2Ffiles-manager.mistar.online%2Fuploads%2FMISTAR%2Femployee%2F20250122T105726307Z.jpg&w=64&q=75)
![setahun_terakhir_kebencian_terhadap_islam_dan_kristen_di_india_meningkat_](/_next/image?url=https%3A%2F%2Ffiles-manager.mistar.id%2Fuploads%2FMISTAR%2F11-02-2025%2Fsetahun_terakhir_kebencian_terhadap_islam_dan_kristen_di_india_meningkat__2025-02-11_22-53-17_8327.jpg&w=1920&q=75)
Umat Islam di India meminta kebebasan beragama (f:ist/mistar)
India, MSITAR.ID
Selama satu tahun terakhir, kelompok agama minoritas di India menghadapi peningkatan ujaran kebencian, termasuk dari para pemimpin tinggi partai nasionalis Hindu milik Perdana Menteri Narendra Modi.
Kelompok penelitian India Hate Lab, melaporkan bahwa jumlah insiden ujaran kebencian yang menargetkan minoritas Muslim dan Kristen di India meningkat menjadi 1.165 kasus pada tahun 2024, dibandingkan 668 kasus pada tahun sebelumnya.
"Ujaran kebencian di India pada tahun 2024 semakin mengkhawatirkan, terkait erat dengan ambisi ideologis Partai Bharatiya Janata (BPJ) dan gerakan nasionalis Hindu yang lebih luas," demikian laporan India Hate Lab dikutip Selasa (11/2/25).
Sejak lama PM Modi menuai kritikan dari para kritikus, karena dituduh memicu ketegangan antar kelompok agama dan memicu kekerasan terhadap Kristen dan Muslim serta agama minoritas lainnya.
Menurut para kritikus, partai nasionalis Hindu berupaya mengubah India menjadi "tanah air" bagi mayoritas umat Hindu, dengan mengorbankan jutaan orang yang menganut agama minoritas.
Modi dan Partai BJP telah berulang kali menolak tuduhan soal diskriminasi terhadap kelompok minoritas. Juru bicara nasional BJP, Jaiveer Shergill, mengecam laporan yang disebut bertujuan untuk menjelekkan citra India itu.
"India adalah negara yang memiliki sistem hukum yang sangat kuat dan terstruktur untuk menjaga perdamaian, ketertiban, dan memastikan tidak adanya kekerasan dengan cara apa pun," kata Shergill.
"India saat ini tidak memerlukan sertifikasi apa pun dari 'industri pelaporan anti-India', yang dijalankan untuk kepentingan tertentu untuk merugikan dan merusak citra India," ujarnya.
Laporan kelompok penelitian itu menyebut ujaran kebencian di India memandang Muslim dan Kristen sebagai "orang luar", "orang asing", dan "penjajah", yang tidak memiliki klaim sah untuk menjadi bagian dari India.
Selain itu, ditemukan juga bahwa Partai BJP mengorganisasikan sekitar 30 persen acara ujaran kebencian tahun lalu, meningkat hampir enam kali lipat dari tahun sebelumnya. Bahkan para pemimpin partai itu juga tercatat menyampaikan 452 kali ujaran kebencian, yang sebagian besar direkam selama kampanye pemilihan umum.
Umat Muslim mencakup sekitar 200 juta dari 1,4 miliar penduduk India, sedangkan populasi penganut Kristen sekitar 27 juta orang. (cnn/hm17)
PREVIOUS ARTICLE
Operasi Keselamatan Toba, Polres Tanah Karo Tindak 24 Pengendara![journalist-avatar-bottom](/_next/image?url=https%3A%2F%2Ffiles-manager.mistar.online%2Fuploads%2FMISTAR%2Femployee%2F20250122T105726307Z.jpg&w=256&q=75)