17.5 C
New York
Monday, April 29, 2024

Rusia Tangkap Ratusan Penentang Mobilisasi, Termasuk Anak-Anak

Moskow, MISTAR.ID

Kepolisian Rusia mengamankan ratusan orang, termasuk anak-anak yang berunjuk rasa menentang perintah mobilisasi militer Presiden Vladimir Putin di seantero negeri.

Penangkapan terjadi di saat Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky memperingatkan warga Rusia bahwa Putin secara sadar hendak “mengirim banyak warga sipil menuju kematian mereka” di medan perang.

Dikutip dari laman Al Jazeera, kepolisian Rusia telah menangkap hampir 750 orang, termasuk 370 lebih di ibu kota Moskow dan sekitar 150 lainnya di St Petersburg.

Baca Juga:Biden Ancam Konsekuensi Keras Bila Rusia ‘Caplok’ Ukraina

Menurut pemantauan situs independen OVD-Info pada Sabtu, 24 September, beberapa individu yang ditangkap di dua kota tersebut adalah anak-anak.

Aksi protes meletus dalam hitungan jam pada Rabu kemarin, setelah Putin mengumumkan pengerahan 300.000 prajurit cadangan dalam skema mobilisasi militer untuk memperkuat operasinya di Ukraina.

Pengumuman disampaikan Putin setelah militer Rusia mengalami kemunduran signifikan di negara tetangganya itu. Seorang jenderal Rusia yang menangani masalah pasokan di garis pertempuran terdepan di Ukraina telah dicopot pada Sabtu kemarin.

Dalam sebuah pesan video pada Sabtu malam, Volodymyr Zelensky menyerukan pasukan Rusia untuk menyerah. Ia mengatakan bahwa para prajurit Rusia yang menyerah “akan diperlakukan dengan baik.”

Pesan Zelensky disampaikan beberapa jam usai Rusia meloloskan sebuah undang-undang yang menyatakan bahwa aksi menyerah secara sukarela dan lari dari medan pertempuran adalah sebuah kejahatan yang dapat berujung pada vonis 10 tahun penjara.

Sebuah UU terpisah juga ditandatangani pada Sabtu kemarin. UU itu mengatur mengenai pemberian status kewarganegaraan Rusia bagi warga asing yang masuk ke jajaran militer Negeri Beruang Merah untuk setidaknya satu tahun ke depan.

Baca Juga:Pasca Putin Umumkan Mobilisasi Militer, Tiket Penerbangan Keluar Rusia Ludes

Sebelum ada UU itu, kewarganegaraan baru dapat diberikan setelah seorang individu telah tinggal minimal lima tahun di Rusia.

Rusia mencatat jutaan warga yang pernah menjalankan wajib militer sebagai prajurit cadangan, yang sebagian besarnya adalah pria usia produktif. Perintah mobilisasi Putin tidak menjelaskan kriteria mengenai individu seperti apa yang nantinya harus siap diterjunkan ke medan perang.

Sejumlah laporan bermunculan mengenai adanya pria tanpa pengalaman militer atau melampaui usia tertentu yang tetap mendapat surat panggilan mobilisasi. Hal tersebut semakin memicu kemarahan demonstrasi anti-perang di Rusia. (medcm/hm12)

Related Articles

Latest Articles