11.8 C
New York
Monday, May 6, 2024

Rusia Protes Serangan Israel Ke Suriah Tewaskan Lebih 42 Orang

Moskow, MISTAR.ID

Serangan udara yang dilakukan Israel secara besar-besaran di daerah Suriah hingga menewaskan lebih dari 42 orang menuai protes dari pihak Rusia.

Negara Beruang Merah itu menilai, serbuan pasukan Tel Aviv tersebut sama sekali tidak dapat diterima.

Dirangkum dari AFP, pada Sabtu (30/3/24), komentar itu diutarakan Rusia sebagai pendukung utama rezim Presiden Suriah Bashar al-Assad di dunia internasional. Tentara Rusia juga dikerahkan dalam perang sipil yang terus bergejolak di wilayah Suriah.

Baca juga:36 Tentara Rezim Assad Tewas dalam Serangan Israel di Suriah

“Aksi agresif seperti itu terhadap Republik Arab Suriah adalah pelanggaran secara terang-terangan bagi kedaulatan negara dan norma-norma dasar hukum internasional, sangat tak bisa diterima,” papar juru bicara Kementerian Luar Negeri (Kemenlu) Rusia, Maria Zakharova.

Pihaknya mengecam keras tindakan kekerasan provokatif yang mempunyai konsekuensi paling berbahaya dalam hal memburuknya keadaan di zona konflik Palestina-Israel.

Kecaman itu diutarakan usai pasukan Israel dilaporkan melakukan serangan udara besar-besaran menargetkan proksiproksi Iran di wilayah Suriah.

Informasi kelompok pemantau konflik Syrian Observatory for Human Rights, yang memiliki jaringan sumber di dalam wilayah Suriah, menyatakan sedikitnya 42 orang tewas akibat serangan udara Israel terhadap area Aleppo, pada Jumat (29/3/24) waktu setempat.

Baca juga:19 Orang Pemburu Jamur Truffle di Suriah Tewas akibat Ranjau Darat

Menurut Syrian Observatory, yang tewas terdiri dari 36 tentara Suriah dan 6 petempur Hizbullah, kelompok yang berasal dari Lebanon dan disokong oleh Iran.

Militer Israel ketika dikonfirmasi dihubungi AFP, mengatakan pihaknya tak akan mengomentari laporan-laporan di media asing.

Tetapi diketahui militer Israel sudah melancarkan ratusan serangan udara terhadap wilayah Suriah mulai konflik sipil pecah tahun 2011 lalu. Serangan ke Suriah semakin melonjak sejak perang berkecamuk di Jalur Gaza pada Oktober tahun lalu. (dtk/hm16)

Related Articles

Latest Articles