21.9 C
New York
Tuesday, May 21, 2024

Resolusi Damai di Gaza Batal Akibat Hak Veto AS

New York, MISTAR.ID

Adanya resolusi penghentian kontak senjata antara Israel dengan Palestina di Jalur Gaza akhirnya batal, karena Amerika Serikat (AS) menggunakan hak vetonya.

Sebelumnya, Dewan Keamanan Perserikatan Bangsa-Bangsa (DK PBB) melangsungkan rapat terkait keadaan Jalur Gaza dan menghasilkan resolusi penghentian perang Israel-Palestina di lokasi tersebut. Namun AS memakai haknya selaku anggota tetap DK PBB yakni veto.

Dialog DK PBB untuk mengeluarkan resolusi bagi perdamaian di Gaza itu sebagai hasil dari upaya melayangkan surat dari Sekretaris Jenderal (Sekjen) PBB, Antonio Guterres.

Baca juga:Israel Lakukan Serangan Darat Besar-besaran ke Gaza

Jika Israel membuat serbuan Hamas 7 Oktober lalu menjadi pengesahan pembantaian di Gaza, Guterres tak dapat menerima argumentasi seperti itu. Guterres pun melayangkan surat ke Presiden DK PBB agar secepatnya ada ketetapan gencatan senjata.

Dirangkum The Associated Press (AP), Sabtu (9/11/23), rapat DK PBB yang menghasilkan resolusi berlangsung pada Jumat (8/11/23) waktu setempat. DK PBB beranggapan jeda kemanusiaan merupakan hal penting untuk Gaza supaya korban sipil dan kehancuran tidak terus bertambah.

Pemungutan suara dilaksanakan untuk menghasilkan ketetapan. Dari 15 anggota, sebanyak 13 anggota sepakat penghentian kontak senjata di Gaza, Inggris tak memberikan pendapat, sebaliknya AS memakai hak vetonya untuk menolak resolusi itu. Keputusan rapat itu pun akhirnya mentah.

Agresi Israel sudah menewaskan lebih dari 17.400 orang di Gaza, dimana 70 persen di antaranya perempuan dan anak-anak, serta mencederai lebih dari 46.000 orang.

Baca juga:Militer Israel Serang Kamp Pengungsi di Gaza, 3 Warga Palestina Dilaporkan Tewas

Wakil Duta Besar Rusia untuk PBB, Dmitry Polyansky menyatakan, voting itu sebagai salah satu hari paling kelam dalam sejarah Timur Tengah. Termasuk menuduh Negara Paman Sam itu menjatuhkan hukuman mati bagi ribuan, bahkan puluhan ribu warga sipil di kedua negara, termasuk wanita dan anak-anak.

“Sejarah akan menilai aksi AS dalam menghadapi apa yang disebutnya pertumpahan darah Israel tanpa ampun,” paparnya. (dtk/hm16)

Related Articles

Latest Articles