Istanbul, MISTAR.ID
Qatar mengeluarkan kecaman tegas terhadap usulan Kepala Keamanan Nasional Israel, Itamar Ben-Gvir, yang mengusulkan pembangunan sinagog di dalam kawasan Masjid Al-Aqsa di Yerusalem Timur.
Kementerian Luar Negeri Qatar menilai pernyataan tersebut sebagai upaya untuk mengubah status sejarah dan hukum Masjid Al-Aqsa yang dianggap menyinggung umat Islam di seluruh dunia.
Seperti dilansir, Kementerian Luar Negeri Qatar juga memperingatkan dampak negatif dari pernyataan tersebut terhadap proses negosiasi yang sedang berlangsung untuk mencapai kesepakatan gencatan senjata di Jalur Gaza.
Qatar, bersama Amerika Serikat dan Mesir, telah berupaya untuk meraih kesepakatan antara Israel dan Hamas, termasuk dalam hal pertukaran tahanan dan penyaluran bantuan kemanusiaan ke Gaza.
Baca juga:Â Israel Evakuasi Jenazah 6 Sandera dari Terowongan Bawah Tanah Gaza
Namun, proses mediasi terhenti akibat penolakan Israel untuk memenuhi tuntutan Hamas.
Qatar menekankan pentingnya tindakan segera dari komunitas internasional untuk mengatasi pendudukan Israel dan mengingatkan tanggung jawab moral serta hukum terhadap Yerusalem dan situs-situs sucinya.
Usulan Ben-Gvir mengenai hak berdoa bagi umat Yahudi di Masjid Al-Aqsa dan rencananya untuk membangun sinagog merupakan langkah provokatif yang semakin memperumit situasi.
Baca juga:Â Indonesia Kecam Warga Israel karena Memasuki Kompleks Masjid Al-Aqsa
Ini muncul di tengah meningkatnya serangan oleh pemukim ilegal Israel terhadap kompleks Masjid Al-Aqsa, yang dilindungi oleh polisi Israel.
Masjid Al-Aqsa adalah situs ketiga yang paling suci dalam Islam, sedangkan dalam tradisi Yahudi, lokasi tersebut dikenal sebagai Gunung Bait Suci atau Temple Mount, yang dipercaya sebagai tempat dua kuil Yahudi kuno.
Israel telah menduduki Yerusalem Timur sejak 1967 dan menganeksasi kota tersebut pada 1980, sebuah tindakan yang tidak diakui oleh komunitas internasional. (ant/hm25)
