9.9 C
New York
Sunday, April 28, 2024

Penyelidikan Asal Corona Fase Kedua Bakal Dimulai Lagi di China

Beijing, MISTAR.ID
China didesak agar bekerjasama dengan WHO untuk penyelidikan fase kedua yang transparan soal awal virus corona di China yang membuat pandemi global.

Desakan ini berarti, penyelidikan asal muasal virus corona yang menyebabkan Covid-19 akan memasuki babak baru. Sebelumnya, para peneliti WHO gagal menjawab asal muasal virus ini meski udah investigas ke Wuhan, China.

Pada hari terakhir di forum G7 Cornwall, Inggris dalam salah satu pernyataan akhir pertemuan G7 yaitu mendesak China untuk bekerja sama dengan WHO, Minggu (13/6/21).

G7 adalah organisasi tujuh negara terbesar di dunia yang disebut memiliki ekonomi maju yaitu Kanada, Prancis, Jerman, Italia, Jepang, Inggris, dan Amerika Serikat. Pertemuan G7 di Cornwall, Inggris.

Baca Juga:China Laporkan Kasus Pertama Penularan Virus Flu Burung Langka H10N3

“Kami … menyerukan studi asal muasal virus corona tahap kedua yang diadakan oleh WHO tepat waktu, transparan, dipimpin oleh para ahli, dan berbasis sains termasuk, seperti yang direkomendasikan oleh laporan para ahli, di China,” jelas pernyataan terakhir forum G7 dikutip dari AFP.

Sebelumnya, Wuhan diperkirakan bukan menjadi tempat asal usul Covid-19. Sebab diduga virus itu berasal dari sebuah tambang di Mojiang, barat daya China atau sekitar 1500 kilometer dari Wuhan.

Dikabarkan jika terdapat enam pekerja di tambang yang berada di Provinsi Yunnan sakit pada 2012. Pakar penyakit menular AS, Dr, Anthony Fauci mendesak China untuk merilis informasi mengenai hal tersebut.

Pekerja yang sakit berusia antara 30 hingga 63 tahun. Pada April 2012 sedang membersihkan kotoran kelelawar dari lapisan tembaga.

Baca Juga:AS Buka-bukaan Asal Muasal Virus Corona

Ternyata beberapa minggu kemudian, keenamnya dirawat di rumah sakit di ibu kota Provinsi Kunming. Gejalanya mengalami batuk terus menerus, demam, nyeri kepala dan dada, serta kesulitan bernapas.

Dari enam yang sakit itu, tiga di antaranya akhirnya meninggal. Kejadian itu berselang beberapa tahun saat akhirnya ditemukan kasus Covid-19 pertama di Wuhan.

Rincian informasi soal enam pekerja itu memang belum dirilis. Namun nama keluarga, usia dan catatan medis mereka dirilis dalam sebuah tesis tahun 2013 ditulis oleh seorang mahasiswa pascasarjana Universitas Kedokteran Kunming, Li Xu.

Studi tersebut memeriksa gejala setiap pasien. Disimpulkan jika mereka merupakan korban virus corona mirip SARS yang tertular dari kelelawar tapal kuda.

Pada akhir 2012, para ilmuwan juga telah kembali ke tambang. Mereka menemukan sampel patogen dan kemudian dikenal sebagai virus Mojiang, ditemukan pada tikus dan tidak terkait SARS-CoV-2.

Baca Juga:Ditemukan di India, Mutasi Virus Corona Kebal Respons Imun

Penelitian berikutnya tidak bisa memastikan apakah itu menyebabkan penyakit para penambang. Sejak pertengahan tahun lalu, tesis pascasarjana Li Xu diedarkan secara online. Ini menjadi bukti bahwa Corona yang mirip dengan SARS-CoV-2 mengfineksi manusia pada awal 2012.

Sejumlah orang juga percaya, makalah itu memberikan bukti tidak langsung pada tuduhan lebih luas mengenai WIV atau Wuhan Institute of Virology. Lembaga itu dikatakan telah melakukan penelitian dan eksperimen keuntungan fungsi pada virus ditemukan di tambang termasuk soal RatG13.

Identifikasi pertama kali pada 2016, RatG13 berbagai 96,2% genom dengan SARS-CoV-2. Informasi tersebut berasal dari sebuah makalah yang dirilis peneliti bernama Shi Zhengli dan timnya pada awal Februari 2020 atau hanya beberapa minggu setelah ada identifikasi di Wuhan.(cnbc/hm10)

Related Articles

Latest Articles