Kaduna, MISTAR.ID
Kelompok bersenjata yang menculik 286 pelajar dan staf dari sebuah sekolah di Nigeria bagian utara minggu lalu, menuntut tebusan sebesar 1 miliar naira (± Rp9,7 miliar).
Para pelajar tersebut–termasuk beberapa siswa yang lebih tua–dan sejumlah staf sekolah, diculik pada 7 Maret di kota Kuriga, Negara Bagian Kaduna, di barat laut Nigeria, dalam penculikan massal pertama di negara itu sejak 2021.
Idris Ibrahim, pejabat terpilih dari Dewan Munisipal Kuriga, mengonfirmasi permintaan tebusan dan jumlahnya.
Baca juga:Â Abaikan Tekanan Internasional, Israel Tetap Lanjutkan Serangan ke Rafah
“Ya, para penculik menelepon komunitas melalui nomor Jubril Aminu dan membuat tuntutan. Mereka menelepon dari nomor tersembunyi tetapi pihak berwenang sedang berupaya untuk mendapatkan nomornya,” kata Ibrahim kepada Reuters.
Dia menambahkan bahwa keamanan sedang mengambil langkah untuk menjamin pembebasan para siswa.
Komisioner Keamanan Internal dan Urusan Dalam Negeri Kaduna, tidak menanggapi permintaan komentar dari Reuters tentang tuntutan para penculik.
Juru bicara Presiden Bola Tinubu dan tentara juga tidak menanggapi permintaan komentar.
Sebelumnya, Rabu (13/3/24), Menteri Informasi Nigeria, Mohammed Idris, mengatakan bahwa posisi Tinubu tentang penculikan di Kuriga adalah bahwa pasukan keamanan harus menjamin pembebasan sandera tanpa membayar tebusan.
Baca juga:Â Mengerikan, Detik-detik Pesawat LATAM Airlines Berguncang di Udara
“Presiden memerintahkan agar petugas keamanan segera memastikan bahwa seluruh anak-anak yang telah diculik kembali dengan selamat dan dalam proses itu tidak sepeser pun dibayar untuk tebusan,” katanya.
Pada kebijakan pendahulu Tinubu, seseorang yang pembayar tebusan untuk membebaskan sandera diancam hukuman penjara, karena mengakibatkan aksi penculikan di Nigeria menjadi semakin sering.
Berdasarkan data Dana Moneter Internasional, jumlah tebusan untuk siswa dan staf sekolah Kuriga itu mencapai $2.000 per sandera, atau lebih dari pendapatan per kapita tahunan di Nigeria. (Mtr/Hm22)
