10 C
New York
Friday, May 10, 2024

Pemimpin Kudeta Niger Proklamirkan Diri Sebagai Presiden Baru

Niamey, MISTAR.ID

Jenderal Abdourahmane Tchiani telah memproklamir diri sebagai pemimpin baru Niger menyusul kudeta dramatis belum lama ini.

Juga dikenal sebagai Omar Tchiani, ia mengambil alih kekuasaan mulai Rabu (26/7/2023) ketika unit pengawal kepresidenan yang dikomandoinya merebut tampuk pemimpin negara tersebut.

Presiden yang digulingkan, Mohamed Bazoum, adalah pemimpin terpilih pertama Niger yang menggantikan pemimpin lain sejak kemerdekaan pada tahun 1960.

Bazoum saat ini diyakini dalam kondisi baik, namun masih ditahan oleh para pengawal pribadinya.

Ia dinilai sebagai sekutu kunci bagi negara-negara Barat dalam perang melawan militan Islam di wilayah tersebut.

Baca Juga: Militer Niger Gulingkan Pemerintahan Presiden Mohamed Bazoum

Prancis yang merupakan mantan kolonial Niger menyatakan bahwa mereka tidak mengakui pemimpin kudeta apapun dan hanya akan mengakui Presiden Mohamed Bazoum sebagai kepala negara.

“Kami menegaskan dengan tegas tuntutan jelas dari komunitas internasional untuk segera mengembalikan ketertiban konstitusional dan kekuasaan sipil yang dipilih secara demokratis,” bunyi pernyataan dari kementerian luar negeri Prancis.

Kudeta ini juga telah mendapat kecaman dari badan-badan internasional termasuk Uni Afrika, blok regional Afrika Barat (Ecowas), Uni Eropa dan PBB.

Namun, pemimpin kelompok tentara bayaran Rusia, Wagner, dilaporkan memuji kudeta ini sebagai kemenangan.

“Yang terjadi di Niger tidak lain adalah perjuangan rakyat Niger dengan para penjajah mereka,” kata Yevgeny Prigozhin seperti dikutip laman BBC dari saluran Telegram terafiliasi Wagner.

Kelompok Wagner diyakini memiliki ribuan pejuang di negara-negara termasuk Republik Afrika Tengah (RAT) dan Mali, di mana mereka memiliki kepentingan bisnis yang menguntungkan tetapi juga memperkuat hubungan diplomatik dan ekonomi Rusia.

Para pejuang Wagner telah dituduh melakukan pelanggaran hak asasi manusia yang luas di beberapa negara Afrika.

Tchiani (62) diangkat menjadi komandan pasukan pengawal kepresidenan sejak 2011 silam sebelum dipromosikan menjadi jenderal pada tahun 2018 oleh mantan Presiden Mahamadou Issoufou.

Baca Juga: Rencana Kudeta Prigozhin Sempat Buat Putin Kabur dari Moskow

Dia juga pernah dikaitkan dengan upaya kudeta pada tahun 2015 terhadap mantan presiden tersebut, tetapi dia membantahnya dalam persidangan.

Dalam pidato di televisi, Tchiani mengatakan junta-nya mengambil alih karena beberapa masalah di Niger, termasuk ketidakamanan, kesulitan ekonomi dan korupsi.

Tchiani juga berbicara kepada sekutu-sekutu global Niger dan menyatakan pihaknya tetap akan menghormati semua komitmen internasional negara itu, serta hak asasi manusia.

Namun junta ini juga memberikan peringatan keras bagi mereka yang menentang mereka, menuduh anggota pemerintahan yang digulingkan yang berlindung di kedutaan asing merencanakan melawan mereka.

Pemimpin kudeta itu juga menegaskan, setiap upaya serupa akan mengakibatkan pertumpahan darah, di mana sejauh ini telah dihindari.

Kehidupan di ibukota Niamey sebagian besar sudah kembali normal di mana pasar dan toko-toko telah dibuka kembali dan pegawai negeri telah diminta pulang.

Sementara itu, warga Niger mengatakan bahwa ketidakamanan di negara tersebut belum cukup parah untuk membenarkan kudeta. Tetapi sejumlah warga lainnya memberikan dukungan terhadap junta.

Kudeta di Niger merupakan yang terbaru dalam gelombang pengambilalihan militer yang telah melanda wilayah Afrika Barat dalam beberapa tahun terakhir, termasuk Mali, Guinea dan Burkina Faso.

Ini juga merupakan pukulan besar bagi kepemimpinan Ecowas. Hanya dua minggu lalu, ketua blok tersebut, Presiden Bola Tinubu, memperingatkan bahwa terorisme dan pola kudeta yang muncul di Afrika Barat telah mencapai tingkat yang mengkhawatirkan dan menuntut tindakan mendesak dan berkesinambungan.

Saat ini ada kekhawatiran di Barat tentang negara mana yang akan dipilih pemimpin baru sebagai aliansi. Tetangga Niger, Burkina Faso dan Mali, keduanya telah berpihak kepada Rusia sejak kudeta mereka sendiri.

Ini merupakan kudeta kelima di Niger sejak negara itu merdeka dari Prancis pada tahun 1960, ditambah beberapa upaya yang tidak berhasil sebelumnya. (Mtr/hm22)

Related Articles

Latest Articles